Ternyata Megawati Tidak Sarapan Nasi, Sekjen PDIP Ungkapkan ini

23 Maret 2021, 18:07 WIB
Megawati Tak Setujui Tindakan Moeldoko di KLB, Deli Serdang dan Sebutkan 'Bunuh Diri Politik' Benarkah? /

MANTRA SUKABUMI - Ketua Umum Megawati Soekarnoputri diam-diam mengurangi Konsumsi Beras, dan menggantinya sarapan pagi dengan Pisang dan Jagung.

Tidak hanya dalam politik, dalam urusan gerakan menanam tanaman pendamping beras pun, Megawati pun sangat konsisten.

Sejak satu tahun yang lalu, Megawati ternyata telah mengubah menu makanannya dengan mengurangi nasi, dan mengganti dengan jagung pisang, umbi, talas, sukun dll.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Rumah Rocky Gerung Disidak, Koleksi Lukisan Wanita dan Tanaman Hias Dibongkar Indy Rahmawati

"Pagi ini saya melihat sendiri bagaimana menu sarapan Ibu Mega terdiri dari jagung, pisang rebus, dan lumpia dengan isi kombinasi telur dan sayur-sayuran," ujar Hasto Krisyanto sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagram resmi @pdiperjuangan pada 23 Maret 2021.

Kemudian saya melaporkan bahwa di dalam gerakan menanam, oleh Abah Idin penerima Kalpataru dalam gerakan penghijauan di Ciliwung, kami diberi kesempatan menanam Porang.

Secara spontan Megawati mengeluarkan stok makanan Jepang berupa beras Shiratake.

“Ini beras Shiratake dari Jepang. Sengaja saya minta tolong dibeli dari Jepang sana, karena ini dari Porang yang muasalnya dari Indonesia," ujar Megawati.

Baca Juga: Sangat Bahaya, Jangan Makan Pepaya Secara Berlebih karena Dapat Timbulkan Batu Ginjal

"Kamu kirim gambar foto ini ke Pak Pratikno yang menjabat sebagai Mensesneg, dan minta agar UGM, IPB dan perguruan tinggi lainnya melakukan riset untuk membuat produk olahan dari makanan lokal seperti bagaimana mengolah Porang dll," kata Megawati penuh semangat.

Apa yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri dengan gerakan menanam tanaman pendamping beras tidak lain sebagai upaya agar Indonesia tidak perlu impor beras.

Jalan berdikari dalam pangan harus dibangun dengan penuh rasa percaya diri.

"Di manapun tugas menteri perdagangan itu menitik beratkan untuk mendorong ekspor, Jadi sangat aneh, di tengah pandemi yang seharusnya menghemat devisa, menteri perdagangan malah terus ngotot kampanye impor beras,” ujar Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.

Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Krisyanto menyoroti kebijakan Menteri Perdagangan.

Menurut Hasto Kristiyanto bahwa keputusan Menteri Perdagangan melupakan basis politik Jokowi, dan juga momentum yang tidak tepat karena masih terjadinya pandemi Covid-19.

Dan menurut Hasto Kritiyanto, pemerintah hanya menghambur hamburkan uang devisa negara dengan mengimpor beras.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler