MANTRA SUKABUMI - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid mengomentari atas dilantiknya Nadiem Makarim sebagai Mendikbud ristek.
Hidayat Nur Wahid mengatakan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud ristek harus menuntaskan pekerjaan rumah atau PR yang sudah dijanjikan akan diselesaikan.
Menurut Hidayat Nur Wahid bahwa Nadiem Makarim harus menuntaskan beberapa yang harus diselesaikan seperti hilangnya frasa agama, hilangnya Pancasila, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
"Dilantik sebagai Mendikbud-Ristek, beberapa “PR” di Kemendikbud yang sudah dijanjikan mestinya segera diselesaikan," ucap Hidayat Nur Wahid sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan akun Twitter @hnurwahid pada 30 April 2021.
"Hilangnya frasa Agama,hilangnya Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam SPN, serta Kamus Sejarah Indonesia, termasuk Museum KH Hasyim Asyari,agar dituntaskan," tutur Politisi PKS menambahkan.
Sebelumnya Jokowi telah melantik Nadiem Makarim sebagai Mendikbud-Ristek.
Nadiem Makarim menyebutkan bahwa riset dan teknologi merupakan hal yang sangat dekat dengan dirinya.
Nadiem mengatakan Riset dan teknologi adalah suatu hal yang sangat dekat di hati saya, merupakan hal yang sudah saya tekuni sebelum saya melakukan tugas ini di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nadiem mengaku punya harapan besar untuk meningkatkan kualitas dan inovasi riset serta teknologi di perguruan tinggi di Indonesia.
Dan Nadiem ingin para civitas akademika di Tanah Air melakukan riset sebanyak-banyaknya.
Baca Juga: Bukan Billy Syahputra, Denny Darko Ramalkan Sosok Penyanyi Pria yang Tengah Dekati Memes Prameswari
Menurut Nadiem Belajar melalui riset, proyek-proyek sosial, magang di suatu industri, hingga pertukaran pelajar searah dengan visi Presiden Jokowi mengenai Merdeka Belajar.
Hal ini juga selaras dengan link and match serta peningkatan kemampuan mahasiswa dalam perguruan tinggi.
Selanjutnya Nadiem mengatakan bahwa penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi kabar gembira bagi para perguruan tinggi.***