MANTRA SUKABUMI - Ustadz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS menanggapi konflik yang terjadi di Palestina.
UAS geram saat banyak orang yang mengatakan bahwa konflik yang terjadi di Palestina tidak ada hubungannya dengan Indonesia.
Bahkan UAS secara tegas bahwa yang berkata seperti itu merupakan orang yang tidak mengerti ajaran Islam.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Luar Biasa, Fadli Zon Sanjung Sydney yang Lakukan Aksi Solidaritas Bela Palestina
Pernyataan tersebut disampaikan UAS melalui sebuah video yang diunggah kanal YouTube Ustadz Lovers.
"Orang yang berkata 'Tidak ada hubungan kita dengan Palestina, itu murni hubungan konflik antara Palestina dengan Israel' Maka dia tidak mengerti ajaran Islam," tuturnya dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah YouTube Ustadz Lovers pada 15 Mei 2021.
Dirinya menyebut terdapat kejadian-kejadian di zaman Nabi yang berkaitan dengan Palestina.
Salah satunya perjalanan Nabi Musa AS yang pindah ke Palestina dan dibangunnya Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
"Masjidil Aqso terletak di Palestina, Nabi Musa AS hijrah ke Palestina," lanjut UAS.
Baca Juga: Sesumbar Ingin Buat Gaza Kiamat, Justru Roket Hamas Menggila Hingga Buat Israel Mencekam
Selain itu masih ada beberapa lagi kejadian-kejadian di era Nabi yang berkaitan dengan Palestina.
"Nabi Isa AS lahir besar di Palestina, dan Nabi Muhammad SAW Isra mi'raj ke Palestina barulah naik ke Sidratul Muntaha," tutur UAS.
Seperti diketahui sebelumnya, konflik antara Israel dan Palestina kembali bergejolok sejak Senin, 10 Mei 2021 lalu.
Awalnya Israel pertama kali melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina melalui jalur udara dengan menggunakan roket.
Tak lama setelah itu, kelompok militer Hamas yang menguasai Jalur Gaza membalas tembakan roket dan menyerang Tel Aviv, Israel.
Baca Juga: Waspada, BMKG Peringatkan Ancaman Gelombang Tinggi, Ombak Palabuanratu Berpotensi Capai 5 Meter
Hingga saat ini, saling balas serangan antara Hamas dengan Israel pun masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Dilaporkan lebih dari 100 orang yang menjadi korban termasuk anak-anak dan juga penduduk sipil dari kedua negara.***