IDI Uraikan Teka-teki Varian Delta dari India, Alasan Lebih Menular hingga Efektivitas Vaksin

16 Juni 2021, 21:36 WIB
IDI Uraikan Teka-teki Varian Delta dari India, Alasan Lebih Menular hingga Efektivitas Vaksin /- Foto : Instagram @profesorzubairi/

MANTRA SUKABUMI - Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban menguraikan teka-teki varian delta yang berasal dari India.

Melalui akun Twitter pribadinya, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI tersebut menjelaskan gejala hingga alasan mengapa varian delta lebih menular.

Selain itu, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban pun memaparkan efektivitas vaksin terhadap varian delta atau B1617.2 itu.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

"Teka-teki Varian Delta dari India atau B1617.2 terus menjadi bahasan," tulisnya dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan @ProfesorZubairi pada 16 Juni 2021.

Zubairi Djoerban mengatakan, banyak isu yang beredar terkait varian delta seperti mirip flu biasa, lebih menular, hingga menginfeksi lebih banyak anak-anak.

Namun pertanyaan besarnya adalah, apakah vaksin yang ada melindungi masyarakat dari varian delta atau tidak. Zubairi Djoerban pun menguraikannya.

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI tersebut pertama kali memaparkan lokasi-lokasi di Indonesia, yang terdapat penularan varian Covid-19 dari India itu.

"Dalam catatan saya, varian ini paling banyak ditemukan di Jakarta dan Jawa Tengah. Ada 104 kasus," cuit Zubairi Djoerban.

Sementara itu, untuk penelusuran varian delta, menurut Zubairi Djoerban, memang membutuhkan whole genome sequence (WGS) atau sampel yang jumlahnya jauh lebih besar.

Zubairi Djoerban melanjutkan dengan menjelaskan gejala-gejala, yang dihasilkan dari varian delta.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Ivan Gunawan Pakai Mobil Biasa, Maharani Kemala Langsung Belikan Mobil Alphard

Menurut Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, varian delta tidak menunjukkan gejala demam, batuk atau kehilangan penciuman.

"Ada bukti studi yang menunjukkan kalau gejala varian ini beda dengan varian jadul, seperti demam, batuk, dan kehilangan penciuman," jelasnya.

Ia menuturkan, bahwa varian delta menimbulkan gejala sama seprti ketika diserang penyakit flu yang cukup serius.

"Varian Delta atau yang baru, gejalanya lebih banyak sakit kepala, tenggorokan dan pilek. Seperti kena flu berat," tutur Ketua Satgas Covid-19 PB IDI.

Lebih lanjut, Zubairi Djoerban memberikan alasan mengapa varian delta lebih menular.

"Karena varian ini memiliki mutasi yang membantunya menyebar sekaligus menghindari sistem imunitas secara parsial," lanjutnya.

Menyadur dari sebuah analisis di The Lancet, Zubairi Djoerban mengklaim jika risiko masuk rumah sakit dua kali lipat untuk orang yang terinfeksi varian delta.

"Risiko juga meningkat pada mereka yang memiliki komorbid," katanya.

Sedangkan untuk efektivitas vaksin terhadap varian delta, Zubairi Djoerban menyampaikan kabar baik.

"Vaksin melindungi kita dari varian ini? Kabar baiknya iya. Studi di Inggris terhadap belasan ribu orang yang terinfeksi Delta mengungkap itu," ujarnya.

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI itu mengatakan, vaksin dari Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca menghasilkan efektivitas melebihi 90 persen.

Baca Juga: Nonton Streaming Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train: Berikut Link Legal dan Tanggal Rilis

"Pfizer-BioNTech memberikan 96 persen perlindungan, sementara AstraZeneca memberikan 92 persen," imbuh Zubairi Djoerban.

Kemudian untuk potensi Indonesia dilanda "tsunami" Covid-19 seperti di India, ia berharap tidak, meskipun terdapat lonjakan penularan virus.

Pada akhir unggahannya, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban memberikan saran kepada masyarakat dan juga pemerintah.

"Tegas, monitoring dan evaluasi secara berkala. Mari kita bahu membahu melewati keadaan ini. Tetap pakai masker dan berjarak. Bismillah," pungkasnya.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler