Rektor UIC Sebut Pemindahan Ibu Kota Negara Tidak Masuk Akal, Musni Umar: Utangnya Sudah Menggunung

24 Juni 2021, 05:42 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar menanggapi usulan Qodari soal Presiden 3 periode.* /Instagram.com/@musniumar

MANTRA SUKABUMI - Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Musni Umar mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara hal yang tidak masuk akal.

Menurut Musni Umar, salah satu penyebabnya adalah keadaan negara yang amat berat serta utang yang sudah menggunung.

Musni mengaku dirinya pernah menjadi nara sumber dalam acara webinar series yang dilaksanakan TIDI bertajuk Pemindahan Ibu Kota Negara.

Baca Juga: Air Mata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Tak Berhenti Mengalir: Dia Minggu Lalu Sehat Pak

Baca Juga: Tidak Hanya Sebut Bikin Malu, Husin Alwi Juga Sebut Pengikut Habib Rizieq Terlibat Aksi Terorisme

Musni Umar melanjutkan, setidaknya ada 6 aspek yang harus dipenuhi sebagai prasyarat pindah Ibu Kota, salah satu diantaranya ada ekonomi.

Karena itulah ia menganggap pemindahan Ibu Kota Negara tidak masuk akan karena ekonomi negara yang sedang tidak baik-baik saja.

"Pd 21/6/2021 sy narsum dlm webinar series yg dilaksanakanTIDI bertajuk Pemindahan Ibu Kota Negara. 6 Aspek prasyarat pindah ibu kota diantaranya aspek ekonomi," tulis Musni di akun Twitter pribadinya dikutip mantrasukabumi.com pada Kamis, 24 Juni 2021.

"Dlm keadaan ngr yg amat berat, utangnya sdh menggunung sangat tdk masuk akal pindah ibu kota negara," lanjutnya.

Sebelumnya Anggota BKSAP DPR RI Didi Irawadi mempertanyakan rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara untuk tujuan SDGs ini yang kembali muncul saat pandemi.

Meskipun sudah lama di-planning oleh Bappenas, tetapi ia mempertanyakan manfaat pemindahan IKN bagi bangsa.

Baca Juga: Titi Kamal Bagikan Foto Saat Bayi Bersama Kedua Orangtuanya, Netizen: Om Kamal Ayah yang Luar Biasa

Apalagi situasi bangsa saat ini yang harus mengeluarkan banyak biaya untuk penanganan pandemi.

“Sebagaimana diketahui pemindahan Ibu Kota Negara memerlukan biaya yang sangat besar. Sepengetahuan saya, rencana awal paling tidak (anggarannya) lebih dari Rp400 triliun. Bahkan di dalam perjalanan ke depan bisa ribuan triliun diperlukan. Nah pertanyaan saya, apakah dalam situasi dunia yang sudah modern sekarang, konsep bahwa ibu kota negara harus berada di center atau di tengah-tengah suatu negara itu masih relevan?” tanya Didi dikutip mantrasukabumi.com dari laman dpr.go.id pada Kamis, 24 Juni 2021.

Ia lantas mengatakan jika belajar dari Amerika, tidak pernah ada alasan bahwa ibu kota negara Amerika yang berada di ujung timur Washington DC itu dipindahkan demi kesejahteraan.

“Dalam sejarah Amerika, hampir 250 tahun tidak pernah dipindahkan ke tengah, ke Kansas City misalnya. Namun jika kita lihat, Amerika sampai hari ini tetap sejahtera," sambungnya.

"Begitu juga masyarakat di negara-negara bagian lainnya, di selatan ada Texas, di tenggara Amerika ada Florida, semua sejahtera,” pungkasnya.***

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler