Ade Armando Mengaku Sedih Melihat Pria yang Baru Wisuda Tagih Janji Jokowi Soal 10 Juta Lapangan Kerja: Cemen

1 Juli 2021, 06:05 WIB
Dosen Komunikasi UI, Ade Armando sampaikan argumennya usai sindir pengurus BEM yang menyogok masuk UI. /Antara/Fianda Rassat/

MANTRA SUKABUMI - Pakar komunikasi dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengomentari video seorang pria yang menagih janji Presiden Jokowi soal lapangan kerja.

Ade Armando mengaku sedih melihat sarjana yang ia sebut sebut sebagai sarjana cemen tersebut menyalahkan Jokowi.

Hal itu disampaikan Ade Armando di akun Twitter pribadinya. Ia heran pria tersebut menyalahkan Jokowi, namun merengek minta kerja.

Baca Juga: Akhir Perjuangan Relawan Covid-19 di Yogyakarta: Tidak Mungkin Kami Melangkah Lebih Jauh Lagi

Baca Juga: Deddy Corbuzier Beri Jawaban Menohok Setelah Disomasi: Saya Lakukan Ini Kok Gak Ada yang Beri Penghargaan

"Sedih melihat sarjana cemen yang menyalahkan Jokowi dan merengek rengek minta kerja," tulis Ade Armando.

Ia lantas meminta pria tersebut untuk tidak berkumpul dan bermain dengan mahasiswa kadrun yang sering menyalahkan Jokowi.

"Makanya jangan sering main dg kubu mahasiswa kadrun, nak," lanjutnya.

Seperti diketahui, dalam video yang dibagikan Ade Armando, terlihat seorang pria yang baru saja selesai wisuda berbicara di depan kamera.

Pria itu lantas menanyakan para wisudawan yang baru saja selesai mau kerja apa.

"Pertanyaannya, yang 1500 ini mau dikemanakan Pak? Mau kerja apa Pak? Sedangkan menurut data statistik pengangguran terdidik meningkat sampai ratusan ribu Pak," ujarnya.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo Mengaku Lebih Suka Melihat Presiden Dihina Rakyat Daripada Tidak Hanya Karena Takut Dibui

Pria atuh kemudian mengatakan kemungkinan dirinya dan rekan-rekan yang selesai wisuda akan menjadi pengangguran terdidik.

"Sementara waktu itu Bapak pernah menjanjikan 10 juta lapangan pekerjaan, nyatanya Bapak kasih kerjaan TKA Asing," lanjutnya.

Namun kenyataannya lanjut pria tersebut, pada akhir tahun 2018 jumlah TKA Asing yang bekerja di Indonesia naik menjadi 95 ribu.

"Logikanya bagaimana ini Pak, Bapak rakyatnya Indonesia atau TKA Pak? Sedangkan kami ini butuhnya kerjaan bukan Kartu Prakerja," pungkasnya.***

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler