MANTRA SUKABUMI - Dalam pengajiannya Gus Baha dilempari pertanyaan soal seseorang yang mengaji lewat YouTube.
Menjawab pertanyaan tersebut Gus Baha sambil tersenyum mengatakan hal itu tetap saja baik dan barokah.
Karena menurut Gus Baha kebaikan itu, seperti halnya semacam pengajian misalnya. Itu tak perlu mrminta izin.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
"Itu tetap barokah, karena kebaikan tidak perlu meminta izin. Kalau kebaikan minta izin ya jadi repot! Hehe", Ucap Gus Baha. Sebagaiama dikutip mantrasukabumi.com dari iqra.id.
Gus Baha juga menyampaiakan yang menjadi rujukan atau dalil yang membahasa kebolehan melaukan kebaikan tanpa memninta izin itu dalam kitab fikih.
"Jadi, dalam kitab fikih disebut iktifaan bi idznis-syar’i (إكتفاء بإذن الشرع), karena syara’ akan memberi izin sama kebaikan", ujarnya.
Baca Juga: Gus Baha: Istri Marah karena Kurang Diberi Uang Belanja itu Bagus, Anggap Saja Terapi
Kemudian Gus Baha menambahkan
Semua kebaikan itu cukup iktifaan bi idznis-syar’i (إكتفاء بإذن الشرع).
Dalam kesemepatan lain, Gus Baha juga pernah menyampaiakan lebaikan itu pasti sudah benar.
Dengan ketemu langsung atau tidak, secara sanad itu sudah cukup.
Cuma ada kebenaran yang butuh jelimet (detail) dan butuh tahqiq (pengkajian). Nah, itu yang harus ketemu langsung.
Baca Juga: Gus Baha: Kisah Lucu Seorang Gus Diizinkan Boleh Pacaran oleh Kiai, Asal 1 Syarat
Tapi, kalau kebenaran umum itu tidak perlu ketemu. Karena kebenaran bahasa lainnya adalah al-ma’ruf (المعروف), yakni sesuatu yang mudah dikenali oleh akal, nurani, dan sistem sosial.
Sedangkan lawan kata ma’ruf, munkar (المنكر) adalah sesuatu yang aneh.
Kata Gus Baha, kebaikan-kebaikan ini tidak butuh sanad karena semua pasti kenal.
Makanya, kebaikan itu disebut al-ma’ruf bermakna عرفه العقل (akal mudah menerima), sedangkan munkar bermakna أنكره العقل (akal menjadi aneh).***