Gus Baha: Kisah Lucu Seorang Gus Diizinkan Boleh Pacaran oleh Kiai, Asal 1 Syarat

- 23 Juli 2021, 21:04 WIB
Gus Baha: Kisah Lucu Seorang Gus Diizinkan Boleh Pacaran oleh Kiai, Asal 1 Syarat
Gus Baha: Kisah Lucu Seorang Gus Diizinkan Boleh Pacaran oleh Kiai, Asal 1 Syarat /Instagram/@ngajigusbaha

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha dalam salah satu pengajiannya bercerita tentang kisah lucu tentang seorang Gus yang diizinkan pacaran.

Dalam pengajian tersebut Gus Baha menceritakan seorang Kiai yang membolehkan Gus pacaran asalkan dengan 1 syarat.

Kita ketahui bahwa Gus Baha merupakan salah satu seorang ulama ahli Qur'an dan tafsir asal Rembang.

Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes

Dalam suatu pengajian kitabnya bersama dengan para santri menceritakan kisah lucu seorang Gus.

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com pada Jumat, 23 Juli 2021. Berikut penjelasan Gus Baha tentang kisah lucu seorang Gus yang diizinkan pacaran oleh Kiai dengan 1 syarat.

Masyhur ada cerita di Lirboyo, ada seorang Gus yang nakal, sukanya pacaran. Kiainya sudah kakuati (tidak sabar lagi).

“Cung, kowe pacaran lah, angger wes iso moco Shahih Muslim..!!” (Nak, kamu pacaran tidak apa-apa, asalkan bisa baca Shahih Muslim..!!)

Baca Juga: Gus Baha: Latihlah Bahagia dengan Kebaikan, Maka Orang-orang akan Meninggalkan Kemaksiatan

" Gimana itu, bisa baca hadis kok malah pacaran..?" tambahnya

Ya, beneran (belajar kitab hadis Shahih Muslim), berhubung orang yang disukai itu orangnya cantik.

Gus itu cerita sendiri sama saya, Saya bela-belain belajar Gus, sampai alim. Ternyata setelah alim, saya tahu kalau itu haram. Akhirnya tidak jadi (pacaran), Hehehe"

"Nah, itu namanya 'hukum tahapan',  bukan hukum yang sebenarnya! " tambahnya.

Paham nggeh?!

Begitu aja kok tidak tahu, sukanya geger (marah-marah) dulu.

Makanya ngaji, supaya tahu maksud hukumnya. Hukum itu hukum fikih apa hukum tahapan ?

Baca Juga: Gus Baha: Saya Pake Peci Hitam itu Korban Ijtihad, Mbah Moen Marah jika Santrinya Pake Peci Putih

Kalau hukum fikih ya permanen, kalau hukum tahapan ya tahapan mendidik sunnah. Tentu ada tahapannya.

Tapi, tahapan ini tidak menjadi hukum fikih, namanya fikih dakwah bukan fikih ahkam.

Hanya saja, orang ngaji seperti ini sudah jarang. Orang adanya emosi, sudah tidak mau ngaji. Makanya saya tadi bilang asal dia orang alim dan shaleh.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x