Demi Bubarkan Penambangan Ilegal, Dedi Mulyadi Tunggu Pekerja Pulang Hingga Keluarkan Uang Jutaan Rupiah

5 Oktober 2021, 06:02 WIB
Dedi Mulyadi sebut akibat penambangan ilegal premanisme tumbuh subur /

MANTRA SUKABUMI - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Dedi Mulyadi kembali membubarkan penambangan ilegal.

Demi membubarkan penambangan ilegal itu, Dedi Mulyadi bahkan menunggu para pekerja pulang.

Tak hanya itu, Dedi Mulyadi bahkan memberikan uang pribadi hingga jutaan rupiah untuk para pekerja sebagai ganti.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Mbah Moen Sholat Subuh Saat Sudah Terang dan Malah Ngobrol, Ternyata Ini Alasannya

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Sayyid Alwi Al Maliki Pernah Mukasyafah dan Sebut Rasulullah Mencintai Indonesia

Hal itu terlihat saat Dedi Mulyadi mendatangi sebuah arel penambangan yang konon kabarnya telah memakan korban.

Sesampainya di lokasi penambangan, Dedi Mulyadi kemudian menanyakan izin penambangan kepada koordinator lapangan.

Namun mereka tak kunjung memberikan bukti perizinan dari Kementerian, sehingga Dedi Mulyadi menganggap itu penambangan ilegal.

Dedi Mulyadi kemudian meminta seluruh pekerja penambangan untuk menghentikan seluruh aktivitas yang mereka lakukan.

Dedi Mulyadi geram dengan masifnya penambangan ilegal

Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga mendengar curhatan para warga yang merasa terganggu akibat aktivitas penambangan tersebut.

"Penambangan ilegal sangat masif terjadi di berbagai tempat. Warga seringkali tidak berdaya dan hanya bisa melihat tanpa daya," ujar Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menjelaskan berbagai dampak dari penambangan ilegal tersebut, salah satunya cuaca yang menjadi semakin panas.

Baca Juga: Amalan dan Doa Gus Baha dan Mbah Moen Agar Rumah Tangga Berkah dan Rezeki Mengalir Deras

"Lingkungan mengalami perubahan, cuaca menjadi panas, mata air menjadi hilang dan terjadi ancaman longsor," jelas Dedi Mulyadi.

Menurut mantan Bupati Purwakarta dua periode itu, karena penambangan ilegal itu infrastruktur menjadi rusak.

"Infrastruktur pun mengalami kerusakan dan pajak tidak bisa ditarik," tambah Dedi Mulyadi.

"Setelah lingkungan rusak, penambang hilang tanpa jaminan reklamasi," sambungnya.

Menurut Dedi Mulyadi, penambangan ilegal akan menumbuhkan premanisme lokal menjadi subur dan masyarakat tidak berdaya.

"Premanisme lokal tumbuh subur menjadi bagian entitas penikmat manfaat tambang liar, seolah menjadi penjamin keamanan," bebernya.

"Dasar itulah yang membuat hati saya tergerak untuk menyadarkan semua pihak. Selamat pagi, alam terjaga untuk masa depan anak cucu kita," pungkas Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi terlihat kembali mengamuk kepada penambang liar yang membandel.

Baca Juga: Tata Cara Mandi Junub Menurut Gus Baha: Tidak Boleh Ada Sabun atau Sampo, Bisa Jadi Tidak Sah

Dedi Mulyadi bahkan mengancam akan mempidanakan penambang liar yang membandel itu.

Mantan Bupati Purwakarta itu menegaskan akan melaporkan kepada Dirjen Penegakkan Hukum sebab penambang itu tetap membandel meaki telah diperingatkan.

"Ini kan agak bandel, karena agak bandel, saya hari ini negur, sore ini saya telepon Dirjen Penegakkan Hukum dan hari Senin mungkin sudah ditutup dan proses," ujar Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi mengaku melakukan tindakan tegas tersebut sebab dirinya telah melakukan pendekatan secara perasasif, namun penambang masih membandel.

Dedi Mulyadi kemudian mendatangi para pekerja yang sedang menaikkan pasir ke mobil, ia meminta mereka menghentikan aktvitas tersebut.

"Pak, stop pak, kemarin kan saya sudah kesini," ujar Dedi Mulyadi kesal.

"Bapak ini bandel pak, saya kan persuasif kemarin sama Bapak, ngingetin prosedur penambangannya ditempuh dulu, nanti perizinannya saya bantu," sambung Dedi Mulyadi pada seseorang yang diduga pimpinan penambang liar itu.

Dedi Mulyadi lantas mengancam untuk mempidanakan pihak penambang sebab sudah melanggar aturan.

Baca Juga: Gus Baha Ungkap Abu Jahal Orang Religius Juru Kunci Ka'bah: Islam Besar Seperti Saat Ini Karena Berkah Doanya

"Bapak tanpa izin, lingkungannya melanggar, saya sudah keliling sampai ke Curug Agung ke sungainya, ini kalau pidana lebih repot Pak," kata Dedi Mulyadi.

"Kenapa Bapak bandel amat, kalau saya silahkan, jika Bapak pilih kebutuhan, tim Gakkum hari Senin kesini menyita, seluruh perangkat Bapak disita," ancam Dedi Mulyadi.

Orang tersebut kemudian berjanji dirinya akan menghentikan aktivitas penambangan tersebut.

"Jadi saya ini baik lho sama Bapak, saya itu bantu, saya itu gak akan halangi orang usaha selama usahanya baik, gitu lho," tegas Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi kemudian memanggil salah satu pekerja dan menjelaskan kepadanya jika itu merupakan penambangan liar dan ilegal.

"Bapak aya asuransi teu? Kalau kecelakaan kerja Bapak ada jaminan kecelakaan gak? Kalau Bapak sakit ada asuransi sakitnya gak? Gak ada kan," cecar Dedi Mulyadi.

"Kalau Bapak ketimpa urug ini, keluarganya dapat santunan gak? Nggak kan. Tujuan disebut dengan buat izin memenuhi standarisasi kerja itu tujuannya untuk Bapak semua," sambung Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Gus Baha Sebut Sholat Awal Waktu Tidak Wajib: Awal Anugerah, Pertengahan Rahmat dan Akhir Waktu Ampunan

Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu juga menambahkan jika perusahaan tersebut berbuat seenaknya, salah satunya tidak ada standarisasi.

"Ini kan perusahaannya enak, bayar karyawan tidak sesuai dengan standar, tidak dikasih jaminan asuransi, tidak dibuat jalan tambang, tidak dibuat peta tambang, tidak dibuat reklamasi, tidak bayar pajak," sindir Dedi Mulyadi.

Lebih lanjut Dedi Mulyadi mengumpulkan seluruh karyawan yang berjumlah kurnag lebih 20 orang tersebut.

Dedi Mulyadi membagikan uang kepada para pekerja setelah memberikan penjelasan terkait penambangan ilegal tersebut.***

Editor: Andriana

Sumber: YouTube Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler