Curhat Istri Almarhum Pasien Virus Corona: Prosedur Bertele-tele, Akibatkan Kondisi Suami Memburuk

28 Maret 2020, 11:43 WIB
Ilustrasi COVID-19 /Pikiran Rakyat/.*(foto Pikiran Rakyat)

Mantrasukabumi.com - Pasien yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona bukan hanya dikalangan masyarakat biasa saja tetapi kesemua kalangan tanpa terkecuali.

Menurut data pemerintah per tgl 27 Maret 2020 pasien positif mencapai 1.046 orang, yang meninggal akibat virus Corona sudah mencapai 87 orang.

Satu dari 87 pasien virus corona meninggal di RSUD Kabupaten Tangerang pada Kamis pagi, 26 Maret 2020.

Baca Juga: Petugas Medis Australia : Hati - Hati Kuku Panjang Bisa Jadi Sarang Virus Corona

Pasien tersebut adalah wartawan senior otomotif di salahsatu media yang ada di Indonesia.

Kepergiannya keluarga merasakan duka yang amat mendalam atas kepergian wartawan senior otomotif tersebut.

Dalam rangkaian pesan di WhatsApp yang diterima oleh tim Pikiran-Rakyat.com, Dewi yang merupakan istri dari Willy, menceritakan kronologi keluarga mencari rumah sakit yang mau merawat Willy.

Dewi mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mendatangi setidaknya 3 rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa sang Suami.

Baca Juga: IMF diminta Kelompok Negara-negara G20 Pulihkan Pertumbuhan Pembiayaan Darurat

2 rumah sakit besar yang ditunjuk pemerintah sebagai rumah sakit rujukan juga sudah didatangi Dewi dan keluarga.

Ketika saya membawa Willy ke RS Sari Asih, kita tidak bisa dirawat di situ. Karena SOP mengharuskan ke rumah sakit rujukan.

"Datang ke RSPAD (Gatot Soebroto) ditolak, ke RSPI Sulianti Saroso ditolak. Disarankan ke RSUD Kabupaten Tangerang karena kami ber-KTP Tangerang," tulis Dewi.

Saat Willy dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang, Dewi mengatakan bahwa penanganan yang diterima tergolong minim.

Baca Juga: Usai Rawat Pasien COVID-19, Seorang Perawat: Rasanya Seperti Bekerja di Zona Perang

Ikhtiarnya, Dewi pun membawa Willy ke Eka Hospital, BSD. Namun, lagi-lagi, Willy tak dapat penanganan yang optimal.

"Memang ditangani, tapi hanya di IGD, bahkan esok hari kami diharuskan kembali ke RSUD Kabupaten Tangerang," lanjut Dewi.

Dewi kemudian menuturkan bahwa setelah kembali ke RSUD Kabupaten Tangerang, kondisi Willy jadi memburuk.

"Yang membuat Mas Willy memburuk, ya prosedur yang bertele-tele itu," tulis Dewi.

Baca Juga: Social Distancing Diklaim Mampu Kontrol Virus Corona dalam 13 Minggu

Soal prosedur yang disebut Dewi bertele-tele ini, sebenarnya Willy pun sempat mengunggah cuitan yang ditujukan ke akun Twitter Presiden Joko Widodo.

Dalam unggahannya pada 21 Maret 2020, Willy meminta bantuan fasilitas kesehatan kepada Jokowi di RSUD Tangerang yang menurut dia jauh dari kata memadai.

"Pak Jokowi dan dr. Terawan (Menkes), semoga bapak-bapak sehat.

"Mohon bantuan RS rujukan, semalaman saya di RSUD Kabupaten tangerang, 5 jam tanpa tindakan. Saya tidak kuat.

Baca Juga: Tinggalkan Anak demi Tangani Pasien Covid-19, Ini Curahan Hati Istri Almarhum Bani Seventeen

"Sekarang saya di Eka Jaya Hospital, BSD, harus balik lagi ke RSUD Kabupaten Tangerang," tulis Willy sebagaimana Pikiran-Rakyat.com kutip dari akun Twitter miliknya, @willyf16.

Cuitan Willy Dreeskandar, pasien virus corona yang meninggal pada 26 Maret 2020 lalu, meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo. Tangkap layar Twitter.com/@willyf16

Willy Dreeskandar sempat mengabarkan kondisinya yang terinfeksi virus corona ke sejumlah rekan wartawan pada 21 Maret 2020 lalu.

"Gue kena corona, mohon doanya," tulis Willy kala itu.

Willy bukan satu-satunya anggota keluarga yang meninggal akibat virus corona.

Dalam informasi yang diterima tim Pikiran-Rakyat.com, disebutkan bahwa ibunda Willy juga meninggal karena wabah yang sama.**

Sumber diambil dari artikel https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01357366/curahan-hati-istri-almarhum-pasien-covid-19-yang-membuat-memburuk-prosedur-yang-bertele-tele

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler