Usir 3 Perawat dari Kontrakan, Seorang Bidan Menangis Usai Ditelpon Gubernur Jateng

29 April 2020, 07:49 WIB
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo.* /HUMAS JATENG/

MANTRA SUKABUMIBelakangan viral seorang bidan mengusir 3 orang perawat yang tinggal di kos-kosan miliknya karena khawatir menularkan virus corona

Bidan tersebut takut ketiga perawat bakal menularkan Covid-19 kepada suami dan keluarganya.

Pasalnya, ke tiga perawat itu bekerja di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Bung Karno Surakarta.

Sikap tidak simpatik ini menimbulkan polemik di masyarakat, mengingat bidan tersebut idealnya merupakan tenaga medis yang bisa memahami keadaan pandemi covd-19 yang membutuhkan penanganan

Masyarakat sangat menyayangkan sikap bidan tersebut. Bahkan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sampai turun tangan mengatasi masalah ini.

Akhirnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur bidan asal Surakarta tersebut. Teguran Ganjar kepada bidan di Surakarta dilakukan melalui sambungan telepon pada Senin, 27 April 2020 malam usai salat Tarawih.

Baca Juga: Buruh Pabrik Garmen di Bandung Positif Corona, Langsung Diisolasi di RSUD Cililin

Saat ditelpon, pemilik kos-kosan mengaku, takut suaminya tertular covid-19, mengingat tiga perawat itu bertugas di rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.

"Saya telepon pemiliknya, dia nangis-nangis dan minta maaf. Bahasanya dia tidak mengusir, hanya takut suaminya tertular. Saya heran kenapa bisa begitu, padahal si ibu pemilik kos ini adalah 
bidan," kata Ganjar.

Sebelum menelofon 
bidan tersebut. Ganjar lebih dulu menghubungi
para 
perawat yang diusir dari kos-kosannya. Kepada mereka, Ganjar meminta kronologis kejadian sekaligus nomor telpon pemilik kos.

"Tadi langsung saya telpon ketiganya, alhamdulillah semuanya sudah aman karena sudah dijemput pihak rumah sakit. Karena itu rumah sakit baru, jadi ada banyak ruangan yang kosong yang dipakai untuk mereka sementara," terangnya.

Sampai saat ini tiga 
perawat yang diusir dari kos-kosannya itu dalam kondisi aman. Mereka sementara tinggal di rumah sakit dengan fasilitas yang ada.

Baca Juga: Tiga Tingkatan Kesabaran Bagi Orang Yang Berpuasa, Simak Uraiannya

"Edukasi memang harus kita tingkatkan untuk menghindari hal-hal semacam ini. Selain itu, kami juga sudah menyiapkan tempat khusus yang dapat digunakan para tenaga medis untuk tinggal apabila terjadi hal serupa. Namun sebenarnya, kalau edukasi kepada publik sudah baik, tentu tidak akan terjadi hal semacam ini," tegasnya.

Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk tempat tinggal para dokter dan tenaga medis di Jateng. Sejumlah hotel milik Pemprov Jateng serta beberapa tempat lain sudah ia siapkan.

"Memang harus ada shelter yang disiapkan agar para tenaga medis ini tenang. Di Semarang sudah kami siapkan Hotel Kesambi, di Solo juga ada bekas Bakorwil yang bisa ditempati. Itu rumahnya besar, kamarnya banyak dan nyaman. Selain itu, ada juga hotel milik kami yang ada di Solo yang bisa ditempati," terangnya.

Ganjar menyayangkan kejadian pengusiran tenaga medis dari tempat tinggalnya itu. Ia berharap, semua masyarakat mendukung para tenaga medis dengan tidak memberikan stigma negatif pada mereka termasuk keluarganya.

Baca Juga: Berangkat dari Bayah Menuju Jawa, Nelayan Banten Hilang di Laut Ujung Genteng Sukabumi

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Ditelepon Ganjar Pranowo, Seorang Bidan Menangis Akui Telah Usir 3 Perawat dari Kos-kosan"

"Edukasi memang harus dilakukan, tapi prinsipnya kami sudah menyiapkan tempat untuk merescue mereka apabila terjadi hal-hal semacam ini. Semoga ke depan tidak ada lagi peristiwa ini," tutupnya.

Sementara itu, salah satu 
perawat yang diusir dari kos-kosannya, Siska mengatakan, ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah dari kos-kosan itu secepatnya.

"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan covid-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.

Pengusiran tersebut membuat mereka bingung sebab permintaan ibu kos supaya mereka angat kaki sangat  mendadak, mereka kebingung mencari tempat tinggal.

"Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," jelasnya.

Siska mengatakan sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Ganjar lanjut dia memang telah menelponnya.

Baca Juga: PSBB di Bogor, Petugas Terminal Palabuhanratu Pulangkan Bus yang Nekat Berangkat

"Tadi pak Ganjar telpon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telpon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," terangnya.

Siska berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat covid-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.

"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. Insyaalah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," tutur Siska.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler