Profile dan Biodata Dokter Terawan Agus Putranto, Mantan Menkes yang Dipecat IDI

28 Maret 2022, 11:22 WIB
Berikut lima alasan IDI melakukan pemecatan terhadap dokter Terawan. /Antara Foto

MANTRA SUKABUMI - Letnan Jenderal TNI Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad adalah mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju.

Dr Terawan Agus Putranto menjabat pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020.

Seperti diketahui, putusan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberhentikan Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) dari keanggotaan IDI.

Baca Juga: 20 Twibbon Keren Sambut Ramadhan 1443H/2022, Bingkai Foto Cocok Pasang di Medsos

Pemecatan Mantan Menteri Kesehatan ini ini berdasarkan rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran atau MKEK IDI.

Dan telah dibacakan dalam Muktamar ke 31 IDI di Banda Aceh, pad Jumat 25 Maret 2022.

Berikut profile dan biodata Dokter Terawan, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Dr Terawan merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD.

Dokter Terawan pernah ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.

Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.

Dr Terawan Kelahiran: 5 Agustus 1964 di Yogyakarta

Serta nama anak Abraham Apriliawan Putranto

Dan nama Orang tuanya adalah Sudarno.

Jabatan sebelumnya: Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2019–2020)

Pernah Dinas/cabang: TNI Angkatan Darat

Pendidikan: Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, lainnya.

Dokter Terawan lahir pada tanggal 5 Agustus 1964 di Sitisewu, sebuah kawasan di Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta.

Ia menempuh pendidikan awal di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta (1977), SMP Negeri 2 Yogyakarta (1980),dan SMA Bopkri 1 Yogyakarta (1983).

Ia mengambil S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1990), S-2 Spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya (2004).

Kemudian meraih S-3 Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar (2013).

Baca Juga: Gratis! Link Twibbon Sambut Ramadhan 2022, Bikin Bingkai Foto di Medsos Jadi Keren

Ia juga mengambil pendidikan di Sepamilwa ABRI pada tahun 1990.

Pada tahun 2022, Terawan diangkat sebagai profesor kehormatan ilmu pertahanan bidang kedokteran militer dari Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

Berikut Riwayat Jabatan Militernya,

- Tim Dokter Kepresidenan RI (2009-2019)
- Ka. RSPAD Gatot Soebroto (2015—2019)

Pada 23 Oktober 2019, ia dilantik dan dipercaya untuk membantu tugas dari presiden Joko Widodo pada posisi Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju periode 2019—2024.

Berikut adalah Organisasi yang pernah digelutinya.

- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia.
- Ketua World International Committee of Military Medicine.
- Ketua ASEAN Association of Radiology.

Ia pernah merumuskan 'Terawan Theory', yakni sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke.

Meskipun demikian, ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.

Ketika Pandemi COVID-19 mulai merebak, ia bekerja mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World.

Ia juga mendapat kontroversi dari pemulangan dan karantina WNI dari Wuhan karena lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, meskipun pemerintah Indonesia telah meyakinkan warga bahwa WNI yang dipulangkan tidak terinfeksi.

Baca Juga: Profil dan Biodata Olla Ramlan yang Dikabarkan Gugat Cerai Suaminya, Lengkap Umur, Karir dan Akun Instagram

Setelah masa karantina 14 hari, seluruh WNI dideklarasikan sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.

Terawan juga dikritik karena menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19, dengan menyatakan bahwa flu biasa memiliki jumlah kematian lebih tinggi dari COVID-19.

Terawan juga dikritik karena sikap "arogan" dan "anti-sains" dalam menangani krisis COVID-19 di Indonesia.

Berikut adalah Penghargaan dan
Tanda Jasa yang telah diperoleh oleh Dr Terawan.

- Bintang Mahaputra Nararya

- Bintang Yudha Dharma Pratama

- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama

- Bintang Yudha Dharma Nararya

- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya

- SL. Kesetiaan XXIV

- SL. Kesetiaan XVI

- SL. Kesetiaan VIII

- SL. Dwidya Sistha

- Brevet Kesehatan TNI AD

- Brevet Yudha Wastu Pramuka

- Brevet Para Dasar

- Brevet Hiperbarik Kesehatan TNI AL

- Brevet Kavaleri Kuda

- Brevet Tank Kavaleri

- Pin Setia Waspada Paspampres

- Brevet Parachutist Thailand

- Brevet Lakespra.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler