Buka Suara Terkait Hadirnya KAMI, Moeldoko: Jangan Coba-coba Ganggu Stabilitas Politik

2 Oktober 2020, 13:50 WIB
Kepala Staf Presiden, Moeldoko (Doc Istimewa) .jpg /

MANTRA SUKABUMI – Segala bentuk perubahan dalam dinamika politik memang tidak akan ada habisnya.

Munculnya pergerakan-pergerakan yang mewarnai panggung politik, merupakan sebuah keniscayaan yang harus terima.

Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI), merupakan sebuah ekpresi dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Baca Juga: Lokasi Persembunyian Narapidana Cai Changpan Telah Ditemukan, Buronan Terus Berlari

Dikutip Mantrasukabumi.com dari RRI pada Jumat, 2 Oktober 2020, bahwa Kepala Staf Presiden, Moeldoko buka suara terkait hadirnya Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI), yang diinisasi sejumlah tokoh nasional.

Menurutnya, KAMI adalah sekumpulan kepentingan. Ia pun tak mempermasalahkan keberadaan KAMI.

"Mereka itu bentuknya hanya sekumpulan kepentingan. Silahkan saja, tidak ada yang melarang. Kalau gagasannya bagus, kita ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungannya," kata Moeldoko dalam keterangannya, Kamis, 1 Oktober 2020.

Ia menyebut, dinamika politik memang selalu berkembang. Pemerintah pun menegaskan tidak akan menyikapinya secara berlebihan.

Baca Juga: Memanas, Din Syamsudin Respon Moeldoko: KAMI Bukan Kumpulan Orang-orang Pengecut

Sepanjang apa yang disampaikan masih gagasan-gagasan dan tidak menganggu stabilitas politik. Selain itu, Moeldoko menyebut, bisa jadi nantinya terdapat kelompok politik lain yang muncul.

"Dinamika politik selalu berkembang. Tidak ada namanya dinamika yang stagnan. Setelah ada KAMI, nanti ada KAMU, terus ada apalagi, kan? Kita tidak perlu menyikapi berlebihan sepanjang masih gagasan-gagasan," ujarnya.

"Sepanjang gagasan itu hanya bagian dari demokrasi, silahkan. Tapi jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada resikonya. Negara punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas," tambahnya.

Berbarengan dengan penanganan pandemi Covid-19, Moeldoko menegaskan, pemerintah tidak akan menyikapi keberadaan KAMI secara berlebihan.

Baca Juga: Pertarungan Trump vs Biden, Seorang Profesor Ilmu Politik Katakan Itu Mengerikan

Baca Juga: Fadli Zon Nilai Gatot Nurmantyo adalah Korban Persekusi Demokrasi

Namun, jika gerakan tersebut mengganggu stabilitas dan kemanan masyarakat, maka Pemerintah baru akan mengambil tindakan.

"Kalkulasinya sekarang sih, masih biasa saja. Tidak ada yang perlu direspon berlebihan. Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali.  Negara punya kalkulasi. Untuk itu ada hitung-hitungannya," jelasnya.

KAMI merupakan kelompok yang dibentuk Din Syamsuddin. Selain itu, sejumlah tokoh juga ikut dalam gerakan ini, salah satunya dalah mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

KAMI menyebut, mereka adalah sebuah gerakan moral. Mereka juga aktif dalam memberikan kritik kepada pemerintah.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler