5 Fakta Menarik tentang Pfizer, Perusahaan Farmasi Pertama yang Diklaim Penemu Vaksin Covid-19

10 November 2020, 16:55 WIB
Ilustrasi vaksin Pfizer /Instagram/@pfizerinc

 

MANTRA SUKABUMI – Perusahaan farmasi multinasional Amerika Serikat, Pfizer baru-baru ini menjadi berita utama untuk pengembangan vaksin Covid-19 yang berpotensi tersedia tahun ini.

Pada hari Senin, 9 November 2020, perusahaan yang bekerja sama dengan BioNTech tersebut mengklaim bahwa mereka berhasil membuat vaksin yang dianggap 90% efektif terhadap Covid-19.

Namun, sebagian dari kita yang berada di luar AS mungkin tidak tahu apa-apa tentang perusahaan tersebut.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: Segera Lakukan Pendaftaran Sebelum Ditutup Pemerintah, Berikut Cara Daftar dan Syarat BLT BPUM UMKM

Sebagaimana dilansir oleh mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut 5 fakta tentang Pfizer, perusahaan obat asal AS yang diklaim menemukan vaksin Covid-19.

1. Didirikan di Era 1800-an, Bermodalkan Uang Pinjaman dari Ayah CEO

Pada tahun 1849, Charles Pfizer dan sepupunya Charles Erhart memulai perusahaan Pfizer dengan modal $ 2.500 yang dipinjam Pfizer dari ayahnya.

Kemudian, mereka menggunakan pinjaman tersebut untuk membuka bisnis bahan kimia dengan nama Charles Pfizer & Company, dan membuka gedung sederhana di New York yang mereka jadikan sebagai laboratorium, pabrik, gudang, dan kantor mereka. Kantor pusat Pfizer masih berbasis di New York City.

2. Produk Pertama Pfizer adalah Obat Cacingan yang Rasanya Lezat

Obat biasanya tidak terkenal karena rasanya yang enak di lidah, terlebih obat untuk mengobati penyakit.

Tetapi ketika Pfizer memformulasikan produk pertamanya pada tahun 1849, obat antiparasit yang digunakan untuk mengobati cacingan, mereka membuat obat tersebut terasa enak untuk dikonsumsi oleh anak-anak maupun dewasa.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Pulang Hingga Dapat Sambutan Mewah Meriah dari Pengikutnya

Charles Pfizer merupakan seorang ahli kimia, sementara rekan kerja samanya, Charles Erhart, adalah. seorang pembuat manisan. Mereka mencampurkan obat santonin dengan penyedap almond-toffee, dan bahkan membentuk obat mereka menjadi permen.

3. Produk Terlaris Pertama Mereka adalah Asam Sitrat

Mungkin banyak orang mengira bahwa sebuah perusahaan farmasi seperti Pfizer terkenal dengan obat atau vaksinnya, akan tetapi produk terlaris pertama Pfizer adalah asam sitrat.

Pada tahun 1880, Pfizer mulai memproduksi asam sitrat menggunakan konsentrat jeruk nipis dan lemon.

Saat minuman ringan berbahan dasar asam sitrat seperti Coca-Cola dan Pepsi menjadi lebih populer, permintaan akan asam sitrat meningkat di pasaran.

Akibatnya, asam sitrat menjadi produk utama Pfizer dan mengawali pertumbuhan perusahaan tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD : Nah Kalau Membuat Kerusakan Pengikutnya Habib Rizieq Kita Sikat

4. Bantu Selamatkan Banyak Nyawa Selama Kedua Perang Dunia

Dalam Perang Dunia pertama, Pfizer memproduksi antibiotik seperti yodium, disinfektan, dan penghilang rasa sakit seperti morfin dan kloroform, menurut. Mereka bahkan membuat pengawet yang mengurangi jumlah bakteri yang terbentuk saat makanan diangkut ke seluruh dunia.

Walaupun obat-obatan ini sekarang sudah umum, tetapi tidak demikian halnya seabad yang lalu.

Meskipun produk utama Pfizer saat itu adalah asam sitrat, mereka memutuskan untuk mulai memproduksi penisilin, salah satu antibiotik pertama di dunia. Karena merupakan satu-satunya perusahaan yang menggunakan teknologi fermentasi, hal ini memungkinkan Pfizer memproduksi penisilin dalam jumlah massal.

Dengan demikian, Pfizer memanfaatkan sebagian besar penisilin yang mereka miliki untuk diberikan kepada pasukan Sekutu yang menyerbu Normandia pada D-Day selama Perang Dunia II.

Baca Juga: Presiden Jokowi Anugerahi gelar Pahlawan Nasional Terhadap 6 Tokoh Bangsa, Ini Biaografinya

5. Berpeluang Menjadi yang Pertama Berikan Vaksin Covid-19 Aman Di Seluruh Dunia

Pada Senin, 9 November 2020, Pfizer dan BioNTech menyuntikkan harapan ke dunia dengan mengumumkan bahwa salah satu vaksin mereka terbukti lebih dari 90% efektif. Berita itu membuat pasar saham melonjak, karena perusahaan mengklaim vaksin itu bisa tersedia tahun ini.

Sejauh ini, hanya 94 peserta dari hampir 44.000 dalam uji klinis mereka yang jatuh sakit dengan Covid-19. Dalam penelitian tersebut, relawan diberi vaksin asli atau suntikan tiruan. Mereka tidak tahu mana yang diberikan.

Seminggu setelah dosis kedua yang diperlukan, Pfizer mulai menghitung mereka yang mengembangkan gejala virus corona dan dipastikan mengidap Covid-19. Hingga sekarang, tampaknya hampir semua kasus Covid-19 yang dihitung sejauh ini hanya terjadi pada orang yang menerima suntikan tiruan.

Namun, sebelum dapat disebarkan ke masyarakat umum, kemungkinan besar vaksinn akan diberikan ke daerah dengan populasi berisiko tinggi terlebih dahulu.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kemungkinan besar vaksin ini menjadi langkah pertama untuk mengakhiri pandemi Covid-19.**

 

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler