Hindari Salah Tafsir terhadap Penurunan Baliho, Rocky Gerung : Istana Harus Beri Penjelasan Publik

21 November 2020, 15:00 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung. /ANTARA/Harry T

MANTRA SUKABUMI - Sabtu, 21 Nopember 2020, Rocky Gerung menanggapi soal pencopotan baliho terkait Habib Rizieq Shihab.

Melalui kanal Youtubenya, Rocky Gerung Official, ia berikan tanggapan bahwa penurunan baliho tersebut bisa saja menimbulkan kecurigaan pada publik, dimana publik menganalisa peristiwa penurunan baliho tersebut merupakan perintah langsung dari Istana.

Menurutnya, untuk hindari salah tafsir masyarakat akan penurunan baliho yang tuai banyak perhatian itu, sebaiknya pihak Istana harus menerangkan kepada publik maksud dan tujuan dari penurunan baliho Habib Rizieq Shihab, agar tidak menimbulkan persepsi negatif atau salah penafsiran.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Peristiwa Habib Rizieq Disebut JK Akibat Kosongnya Pemerintah, Ferdinand: Mereka Harus Dibubarkan

“Karena baliho-baliho itu tafsirnya macam-macam, nanti semua baliho yang berseliweran di Jakarta dan sekitarnya akan diturunkan dengan alasan yang sama. Jadi sekali lagi, kita harus cari fakta hukum dari penurunan baliho itu karena apa, karena wajah Habib Rizieq, karena tulisan di baliho itu, atau karena baliho itu sendiri dianggap gangguan terhadap ketertiban,” jelas Rocky sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube Rocky Gerung Official pada 21 November 2020.

Kenapa salah tafisr terhadap istana? Menurut Rocky, karena penurunan baliho oleh anggota TNI tersebut masuk ke dalam kategori kegiatan non-militer. Sedangkan aturan dalam TNI jika ada kegiatan yang non-militer maka itu harus berdasarkan perintah istana.

Maka dari itu, dikhawatirkan masyarakat menganalisa dan menafsirkan penurunan baliho tersebut merupakan instruksi langsung dari istana.

Baca Juga: Ruhut Sitompul Komentari Aksi Pangdam Jaya yang Turunkan Baliho Habib Rizieq dan Akan Bubarkan FPI

Karena alasan tersebut, beberapa kalangan juga menganggap bahwa penurunan baliho itu bukan wewenang TNI.

“Jadi, orang mulai menganalisa, apakah Pangdam membaca sinyal dari Istana atau memang memperoleh instruksi dari Istana. Jadi, suatu waktu harus diterangkan kepada publik, supaya tidak ada semacam kegugupan pada publik dalam menafsirkan tindakan penurunan baliho itu,” lanjut Rocky.

Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa dalam situasi sekarang, dimana suhu politik sedang tinggi, satu tindakan yang sedikit dianggap berlebihan akan ditafsirkan berkaitan dengan kepentingan Istana.

Baca Juga: Pangdam Jaya Jadi Sorotan Hingga Tagar Rakyat Percaya Habib Rizieq Shihab Trending di Sosmed

“Nah, itu bahayanya dan buruk bagi demokrasi, kalau publik menduga-duga keadaan itu dikaitkan dengan pergantian Kapolda, lalu publik menganalisa apakah mungkin juga Pangdam akan diganti. Itu semua menimbulkan interpretasi sekaligus kontroversi,” pungkasnya.

Menurutnya, hal tersebut berbahaya dan buruk untuk proses demokrasi di Indonesia, serta dapat menimbulkan interpretasi negatif, bahkan kontroversi.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler