Tanggapan Cak Nun Terkait Azan Hayya Alal Jihad: Kalau Saya akan Sekalian Memakai Hayya Alal Qital

- 2 Desember 2020, 18:39 WIB
Cak Nun
Cak Nun /YouTube/CakNun.com

 

MANTRA SUKABUMI – Heboh video sekelompok orang dengan salah satu diantaranya mengumandangkan Azan yang diganti dengan lafal ‘Hayya Alal jihad’. 

Video tersebut beredar dengan cepat melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, maupun Twitter.

Dalam hal ini, Muhammad Ainun Najib atau yang akrab dipanggil Cak Nun menanggapi terkait azan jihad yang beredar di masyarakat. 

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Memanas, Buntut Pemanggilan Habib Rizieq Shihab Oleh Polda Metro Jaya Rumah Mahfud MD Dikepung

Menurut Cak Nun, untuk melihat perspektif terkait azan dan iqomah yang ditambahih ‘Hayya Alal Jihad’ dapat melalui perspektif syariat dan fiqih. Tambahnya Ia juga mengatakan dapat dari perspektif sosial politik dan perspektif (katakanlah) langit.

"Iya saya kira kita ambil saja tiga cara pandang atau tiga perspektif atau tiga spektrum. Spektrum pertama pasti adalah fikih dalam syariat Islam, artinya tata cara beragama yang diatur oleh agama Islam." Ujar Cak Nun, sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube CakNun.com pada Rabu, 2 Desember 2020.

Menurutnya, Ia mengatakan bahwa ketika azan atau iqamah diganti dengan lafal ‘Hayya Alal Jihad’ secara fiqih tidak lazim karena bukan ajaran dan tradisi baku dari Rasulullah. 

Selanjutnya, Cak Nun yang biasa dikenal sebagai seorang budayawan dari Yogyakarta tersebut mengatakan bahwa azan atau iqamah diganti menjadi ‘Hayya Alal jihad’, maka akan lazim ketika ada ulama yang menyebutnya melanggar syariat, Bidah, atau bahkan sesat.

Baca Juga: Waduhh, Pemerintah Bohongi Rakyat? Duta Besar Arab Saudi Buka-Bukaan Soal Kepulangan Habib Rizieq

Cak Nun juga mengatakan bahwa kalau tujuan atau niatnya adalah untuk perang lebih baik menjadi ‘Hayya Alal Qital’, yang artinya mari berperang. 

"Saya tidak curiga dan tidak mengklaim maksudnya, tapi Kalau saya jadi mereka saya akan sekalian memakai kata Qital, ‘Hayya Alal Qital’, Mari berperang" ujarnya. 

Selanjutnya, Cak Nur menjelaskan perspektif secara sosial politik. Menurutnya, secara sosial politik kaum muslim dan nilai-nilai Islam memang sudah sangat lama merasa ditindas, dianiayaa, disakiti, diinjak-injak. 

Jadi Cak Nun tidak heran dengan fenomena sekelompok orang yang mengganti azan ‘Hayya Alal Jihad’. Tambahnya, Ia mengatakan kaum muslim ditindas, ada yang yang tidak tahan, meledak, mengamuk, dan ada yang dengan pedang atau senjata rakitan. Tidak hanya itu, bahkan ada yang dengan kalam atau lidah seperti perubahan azan tersebut. 

Baca Juga: Benny Wenda Deklarasikan Kemerdekaan Papua Barat, Fadli Zon: Kok Masih Sibuk Urus HRS?

Budayawan dari Yogyakarta tersebut juga menjelaskan kalau perspektif pandang kita luas, maka kita akan menemukan spektrum dimana subjek-subjeknya sangat banyak.

“Kalau perspektif pandangnya kita perluas, kita temukan spektrum di mana subjek-subjeknya sangat banyak seperti globalisasi, penjajahan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, imperialisme, kapitalisme global, amr dan iradah Allah Swt sendiri,” pungkasnya.**

 

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x