Komentari Kasus FPI dengan TNI dan Polri, Cak Nun Sebut Perang Pandawayudha: Ini Soal Balas Dendam

- 12 Desember 2020, 20:55 WIB
Kolase Cak Nun dan Habib Rizieq Shihab. Muhammad Ainun Nadjib atau dikenal dengan nama Cak Nun mencoba mengungkap hubungan polisi dan Imam Besar Habib Rizieq Shihab (HRS) yang dinilainya bukan lagi soal nasionalisme.
Kolase Cak Nun dan Habib Rizieq Shihab. Muhammad Ainun Nadjib atau dikenal dengan nama Cak Nun mencoba mengungkap hubungan polisi dan Imam Besar Habib Rizieq Shihab (HRS) yang dinilainya bukan lagi soal nasionalisme. /antara/Instagram/@caknunquotes/

Menurut Cak Nun, yang jadi masalah adalah di negeri ini, semua merasa Pandawa. Karena itu lanjut Cak Nun, tidak perlu diperhitungkan siapa saja dan berapa jumlahnya yang berdiri di belakang pasukan Pandawa-1 maupun Pandawa-2.

Baca Juga: Polisi Sebut Habib Rizieq Datang Karena Takut Ditangkap: Dia Menyerah, Bukan Panggilan

"Tak perlu disimulasi Pandawayudha ini akan memanjang dan meluas sampai ke mana dan seberapa. Pokoknya lampiaskan saja. Kita sudah membangun sistem dan atmosfer ammarah bis-su`i bersama-sama. Terakhir, ada satu hal yang saya dilarang mengemukakannya ketika menulis ini," bebernya.

Cak Nun juga berpendapat jika FPI dalam hal ini Habib Rizieq maupun pemerintah dalam hal ini TNI dan Polri dapat perintah untuk berperang dari Allah.

Cak Nun bahkan mendasarkan hal itu terhadap ayat Alquran tentang perintah berperang.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Rencana Silaturahmi dengan Habib Rizieq, Hanya Saja Minta Syarat Tinggi

“Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka," lanjutnya.

Menurut Cak Nun, Indonesia saat ini sudah berada dalam situasi hal itu. Satu sama lain saling mengkafirkan dan memunafikan.

"Kafir dan munafik itu yang mana? Kafir dan munafik menurut siapa? Kita masing-masing menuding yang bukan kita itulah yang kafir dan munafik. Kita sudah sampai pada suatu situasi dan pemetaan politik kebangsaan di mana kita saling mengkafirkan dan memunafikkan, bisa dengan bahasa yang berbeda-beda," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Andriana

Sumber: CakNun.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x