Network
MANTRA SUKABUMI – Direktur Eksekutif Lembaga Survey Indonesia (LSI), Djayadi Hanan mengungkap masuknya beberapa pengusaha kaya raya ke Kabinet Indonesia Maju setelah reshuffle kabinet pada 23 Desember 2020 lalu.
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi perhatian publik, pasalnya menteri-menteri baru Jokowi ini dikenal sebagai crazy rich Indonesia dari kelompok pengusaha.
Djayadi menyebut nama seperti Muhammad Lutfi dan Sandiaga Uno, padahal sebelumnya sudah bercokol nama Erick Thohir. Bahkan Direktur LSI itu menyebut Prabowo Subianto juga bisa masuk kategori itu jika ukuran crazy rich di Indonesia diukur dengan kekayaan pribadi ratusan miliar rupiah.
Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal Jadi Bermakna
Baca Juga: Ferdinand: Mengerikan Gerakan Kaum Radikal Extrim, Anehnya koq Masih Ada yang Mau Bawa Taliban
Yang menjadi sorotan diskusi, masuknya nama-nama menteri yang dianggap crazy rich ini dalam kabinet Jokowi, dinilai membuka peluang mereka sebagai calon-calon presiden (capres) potensial di Pemilu 2024 mendatang.
"Ya tentu saja (membuka peluang crazy rich di kontestasi Pilpres). Kenapa Sandi mau masuk kan, sejumlah nama ini kan. Pertama, secara umum masuknya crazy rich biasa, sudah sering. Tapi sejumlah nama ini mungkin akan menjadi pontential contender (lawan potensial) di 2024, kepemimpinan selanjutnya," kata Direktur LSI, Djayadi Hanan.
Hal ini disampaikan Djayadi dalam diskusi daring Forum Jurnalis Politik (FJP) yang bertajuk "Crazy Rich Masuk Kabinet: Membaca Plutokrasi di Era Jokowi", Minggu, 27 Desember 2020.
Menurut Djayadi, dengan mereka memperoleh posisi sebagai menteri, tentu orang yang berada di kabinet punya panggung yang lebih luas. Dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan akun Instagram @forumjurnalispolitik, 28 Desember 2020.
Seperti Sandi yang memiliki panggung yang lebih luas, apalagi kalau Sandi berhasil memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kementerian ini strategis karena berkaitan erat dengan pemulihan ekonomi, pariwisata dan ekonomi rakyat.
"Pariwisata, khususnya yang domestik sangat penting untuk recovery (pemulihan) ekonomi, karena pariwisata masih sangat sulit dilakukan akibat banyaknya negara yang masih melakukan pembatasan," katanya.
Baca Juga: Ketua Harian PB PON XX: Persiapan Penyelenggaraan PON XX Papua Capai 90 Persen
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean: Mata Lihat Gunung, Namun Hati Pikirkan Mantan Wapres Jusuf Kalla
Djayadi melanjutkan, bagi para crazy rich yang memegang posisi menteri ini akan menjadi panggung yang lebih besar, mereka punya kesempatan yang lebih luas saat di kabinet.
Beberapa crazy rich yang masuk di kabinet yakni Sandi Uno, M Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Karena dalam politik, pembiayaan itu penting, mereka punya panggung, biayanya memungkinkan," ujar Djayadi. Dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal Youtube Forum Jurnalis Politik pada 28 Desember 2020.
Djayadi menilai, Jokowi pun menyadari potensi itu dan tidak masalah, karena sejauh ini ia tidak memiliki calon mahkota untuk didukung di Pilpres 2024. Calon mahkotanya yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution baru menjadi Wali Kota, sehingga Jokowi melihat siapa yang nantinya bisa membantu ke depan.
"Saya kira Bobby dan Gibran belum lah untuk di 2024. Tapi, dengan Pak Jokowi beri pangung untuk semua yang potensial, dia (Jokowi) akan punya hubungan yang baik dengan semua yang potensial jadi pemimpin nasional ke depan. Dari sisi itu, strategi yang bagus. Pak Jokowi, kecuali Undang-Undang Dasar kita diamandemen, Pak Jokowi tidak bisa maju lagi di 2024," kata Djayadi Hanan. ***
