Alami Peningkatan Aktivitas Gempa, BMKG Imbau Warga Pesisir Bengkulu dan Lampung Waspada

- 19 Februari 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /tumisu/PIXABAY

 

MANTRA SUKABUMI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga pesisir Bengkulu-Lampung dan Pulau Enggano untuk waspada akan terjadinya gempa.

Pasalnya, dalam tiga bulan terakhir BMKG telah mencatatkan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa signifikan di Samudra Hindia selatan Bengkulu-Lampung.

Hal tersebut, disampaikan oleh Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta pada Jumat, 19 Februari 2021.

Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%

Baca Juga: Raffi Ahmad Sampaikan Kabar Duka, Denny Cagur: Selamat Jalan

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung saat ini memang sedang terjadi peningkatan aktivitasnya sejak tiga bulan terakhir," ujar Daryono, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Jumat, 19 Februari 2021.

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa, sejak bulan November 2020, telah terjadi sebanyak 16 kali gempa signifikan dengan kekuatan magnitudo di atas 5,0 yang mengguncang zona gempa selatan Bengkulu-Lampung.

Selain itu, BMKG juga mencatat telah terjadi gempa terbaru dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Bengkulu pada Kamis, 18 Februari 2021 kemarin sekitar pukul 17.43 WIB.

Semantara pada peta seismisitas di Samudra Hindia selatan Bangkulu dan Lampung juga terlihat klaster pusat-pusat gempa yang mencolok, dengan gempa paling kuat yaitu Gempa Enggano magnitudo 6,3 pada Rabu, 10 Februari 2021 pukul 19.52 WIB.

Baca Juga: Menhan Marah Gebrak Meja: Saudara Tidak Usah Ikuti Prabowo Subianto

Dari zona tersebut juga terjadi gempa kembar (doublet earthquake) dengan magnitudo 5,3 dan 5,5 pada Sabtu, 13 Februari 2021 pukul 11.18 WIB dan 11.30 WIB.

"Harapan kita semoga rentetan gempa signifikan yang mengguncang Bengkulu-Lampung ini segera berakhir, tetapi jika dalam beberapa hari ke depan masih berlanjut maka kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan, khususnya masyarakat pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano," lanjutnya.

Oleh karena itu, evakuasi mandiri harus benar-benar dipahami oleh masyarakat khususnya di zona pesisir dengan menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami.

Sehingga warga pesisir pantai harus segera menjauh dari pantai saat merasakan guncangan gempa kuat tersebut.

Cara ini terbukti dapat meminimalkan korban jiwa seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Simeulue, Aceh dengan warisan kearifan lokal yang disebut "smong" yang sudah ratusan tahun diterapkan dalam menghadapi tsunami.

Baca Juga: Syok dengan Followers 1,7 Juta di Akun Instagramnya, Dayana Berikan Klarifikasi dan Akui Cinta Indonesia

Menurut Daryono menjelaskan bahwa, smong sepatutnya diadopsi oleh masyarakat yang bermukim di pantai rawan tsunami.

"Meskipun kita kemungkinan juga akan dihadapkan kepada kenyataan bahwa gempa kuat yang terjadi belum tentu memicu tsunami, tetapi inilah kesiapsiagaan yang harus dilakukan agar kita dapat selamat dari tsunami," sambungnya.

Sebagai Informasi, selain wilayah Bengkulu dan Lampung, beberapa zona aktif gempa yang perlu dicermati berdasarkan data aktivitas seismisitas sejak 1 Januari 2021 maupun berdasarkan aktivitas seismisitas 20 hari terakhir diantaranya, Aceh, Nias, Selatan Jawa, Lombok, Sumbawa, Sumba, Luwu Timur, Morowali, Bolaang Mongondow, dan Laut Maluku.

Untuk dikethui, zona aktif tersebut masih dapat terus berlanjut, yang memungkinkan dan berpotensi terjadi gempa signifikan atau berakhir dan membentuk klaster zona aktif baru.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah