Beberkan Makna Sebenarnya dari Kata Radikal, Din Syamsuddin: Beragama dan Berbangsa Harus Radikal

- 22 Februari 2021, 06:25 WIB
Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin. /Instagram/@m_dinsyamsuddin.

 

MANTRA SUKABUMI – Din Syamsuddin menjelaskan arti sebenarnya dari kata radikal, dan menyatakan bahwa beragama dan berbangsa harus dengan sifat radikal.

Hal tersebut disampaikan oleh Din Syamsuddin dalam video perbincangan dirinya dengan wartawan senior, Karni Ilyas.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah tersebut mengatakan bahwa kata radikal diambil dari kata dalam bahasa Latin kuno radix, yang berarti akar.

Baca Juga: Kamu Senang Shopping? Coba Cari Tahu Tipe yang Manakah Kamu

Baca Juga: Kondisi Ashanty Semakin Memburuk, Vindyka: Kita Berdoa agar Bunda dan Keluarga Cepat Sembuh

Din Syamsuddin juga menyatakan bahwa beragama harus radikal, yang artinya berpegang teguh pada akar agama.

Begitupun radikal dalam bernegara, yang menurutnya merupakan sikap untuk berpegang teguh pada dasar negara.

“Radix itu akar. Beragama itu harus radikal, artinya berpegang pada akar agama. Dalam bernegara harus radikal, berpegang pada dasar negara,” jelasnya, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video di kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Senin, 22 Februari 2021.

Namun, Din Syamsuddin mengatakan bahwa di masa sekarang, kata radikal mengalami distorsi, sehingga kata tersebut lebih banyak digunakan dalam hal bermakna pejoratif.

“Cuma sekarang ada distorsi ya. Dipakai dalam makna pejoratif lah,” jelasnya.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Ternyata Chocky Sitohang Tengah Bahagia dengan Hal ini

Seperti yang diketahui sebelumnya, Din Syamsuddin menjadi sorotan publik saat Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) melaporkan dirinya atas tuduhan radikal.

Dalam kesempatan wawancara dengan Karni Ilyas tersebut, Din Syamsuddin juga mengatakan jika dirinya tidak kaget ketika dirinya mendengar kabar tersebut.

Menurut Din Syamsuddin, dirinya meyakini bahwa tuduhan GAR ITB tersebut tidak faktual, serta merasa bahwa tindakan radikal bukanlah jati diri dan wataknya.

“Sangat tidak kaget. Pertama, karena saya meyakini apa yang dituduhkan itu tidak faktual,” ujar Din Syamsuddin.

“Baik secara subjektif, saya rasakan itu bukan jati diri atau watak saya untuk bertindak radikal,” lanjutnya,

Baca Juga: Tanggapi Banjir di Jakarta, Habiburrokhman: Stop Nyinyir pada Anies dan Pencitraan

Lebih lanjut, mantan Ketua PP Muhammadiyah tersebut mengatakan bahwa kegiatannya selama ini merupakan kebalikan dari radikal.

Akan tetapi, dirinya tidak setuju dengan program mantan Presiden AS, George W. Bush, yakni deradikalisasi.

Selain itu, ketika menjabat sebagai ketua di Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia, dirinya pernah meluncurkan suatu gerakan untuk melawan ekstremitas.

“Dan sebagai President of Asian Conference of Religions for Peace, kami meluncurkan satu gerakan sejak 2012, countering violent extremism, jadi meng-counter ekstremitas yang menampilkan kekerasan,” jelasnya.

“Ini yang dipakai dunia, kurang dipakai di radikal dan radikalisme, tapi ekstremisme. Karena radikal itu bisa punya arti positif,” pungkasnya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah