MANTRA SUKABUMI – Pandemi Covid-19 merupakan sebuah wabah yang membuat kacau dunia ini, berawal dari hancurnya perekonomian dan kesehatan dunia yang sampai saat ini belum usai.
Covid-19 tidak hanya hancurkan perekonomian dan kesehatan dunia saja ternyata wabah ini memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap kehidupan seorang wanita.
Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh berbagai sektor salah satu yang berdampak untuk seluruh dunia, pada seorang perempuan dengan meningkatnya 10 juta pernikahan anak selama pendemi Covid-19.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Kisruh Demokrat Masuki Babak Baru, Refly Harun: Moeldoko Berpeluang Menang Lawan AHY
Terkait hal ini terungkap dalam penelitian dari badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergulat dalam mengurusi kesejahteraan anak, Unicef berjudul "Covid-19: A threat to progress against child marriage".
"Penutupan sekolah, tekanan ekonomi, gangguan layanan, kehamilan, dan orang tua meninggal karena pandemi menempatkan anak-anak gadis menjadi sosok yang paling rentan pada peningkatan risiko pernikahan anak," jelas laporan penelitian seperti dikuti mantrasukabumi.com dari PMJNews, pada Senin, 8 Maret 2021.
Yang menjadi ketakutan jika hal tersebut terkonfirmasi benar, maka akan menunjukkan kemunduran serius untuk melawan pernikahan anak.
Dalam 10 tahun terakhir, menurut penelitian tersebut proporsi wanita muda secara global yang menikah sebagai anak-anak telah menurun sebesar 15 persen.