Pemerintah akan Impor Beras, Susi Pudjiastuti: Menyakitkan bagi Petani

- 15 Maret 2021, 21:06 WIB
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. /Instagram @susipudjiastuti115

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras disaat panen raya terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Salah satunya adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yakni Susi Pudjiastuti, menurutnya hal yang menyakitkan bagi petani disaat panen raya tetapi Pemerintah memutuskan untuk impor beras.

Sementara jumlah beras yang akan di impor pada 2021 adalah sekitar satu juta ton, separuhnya untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah atau CBP dan separuh lagi untuk memenuhi kebutuhan Bulog. 

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Gibran Digadang-Gadang Jadi Ketum KNPI, Rocky Gerung: Jika Terpilih Sama Saja dengan Moeldoko 

"Pemerintah canangkan impor beras di tengah panen raya, petani: 'itu menyakitkan', ujar Susi pudjiastuti, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter pribadinya @susipudjiastuti pada 15 Maret 2021. 

Rencana impor beras tersebut telah dipaparkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada minggu sebelumnya.

Bahkan Menteri Perdagangan pun telah mengakui bahwa sudah memiliki jadwal untuk mewujudkan rencana impor tersebut.

Sebelumnya pakar ekonomi yakni Faisal Basri menyoroti terkait rencana impor beras tersebut.

Menurut Faisal basri bahwa Pemerintah jangan mengulangi Kesalahan pada 2018.

Pada 2018 Indonesia adalah merupakan pengimpor terbesar kedua dan tahun 2011 paling besar di dunia.

Wajar jika para pengekspor beras utama dunia mencermati dengan seksama kebijakan perberasan Indonesia.

Bagi-bagi kuota impor sudah lama menjadi kelaziman dalam berbagai komoditas strategis seperti beras, gula, garam, daging, dan bawang putih.

Baca Juga: Ramai Isu 3 Periode, Musni Umar: Saya Apresiasi Penegasan Presiden Jokowi, Dirinya Tidak Berminat 

Pemicunya adalah selisih harga yang relatif lebar antara harga domestik dan harga internasional. 

Lebih menggiurkan lagi jika volume impornya relatif sangat besar, mencapai jutaan ton untuk tiga komoditas pertama.

Salah satu kondisi ekstrem terjadi pada Oktober 2019, Harga beras eceran di Indonesia kala itu Rp13.978/kg.

Pada waktu yang sama harga beras Vietnam setara dengan Rp4.561. Selisih harga yang lebih dari tiga kali lipat itu amat menggiurkan. 

Seandainyanya pun dibandingkan dengan harga eceran tertinggi untuk beras medium di Jawa (Rp9.450/kg), selisihnya dengan beras Vietnam masih dua kali lipat. 

Baca Juga: Spekulasi Amien Rais Soal Skenario Presiden Tiga Periode, Langsung Dijawab Jokowi 

Katakanlah beras impor Vietnam sampai di pasar domestik menjadi Rp7.000/kg, keuntungan yang diraup setidaknya Rp2.500/kg, dikalikan dengan 1 juta ton, maka keuntungan bersih bisa mencapai Rp2,5 triliun.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah