“Presiden Jokowi tak setuju adanya amandemen lagi,” ungkap Mahfud melalui akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Senin, 15 Maret 2021.
Salah satu alasan penting, mengapa kita dulu membubarkan Orde Baru dan melakukan Reformasi 1998 adl krn jbtn Presiden tdk dibatasi jmlh periodenya. MPR kemudian membuat amandemen atas UUD 1945, membatasi 2 periode sj. Kalau mau mengubah lg itu urusan MPR; bukan wewenang Presiden.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) March 15, 2021
Menurut Mahfud, Jokowi menyatakan ada tiga kemungkinan jika ada pihak yang melakukan hal tersebut kepada dirinya.
“Satu, ingin menjerumuskan. Dua, ingin menampar muka. Tiga, ingin mencari muka. Kita konsisten saja, batasi jabatan presiden dua priode,” tutur Mahfud.
Seperti diberitakan sebelumnya, pengamat politik Muhammad Qodari mendorong Jokowi maju kembali di Pilpres 2024 dengan menggandeng Prabowo. Hal itu untuk menghindari terjadinya polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat.
Dukungan partai politik di parlemen hanya PDIP dan Gerindra yang merupakan partai besar saat ini, mampu menghimpun 20 persen suara. Sementara yang jadi oposisi hanya PKS dan Partai Demokrat tidak sampai 20 persen.
Qodari menyatakan dengan majunya pasangan Jokowi-Prabowo, maka akan ada kotak kosong. Dengan kotak kosong maka tensi polarisasi akan kecil.***