"Istana harusnya khawatir ada seorang KSP yang punya ambisi buta, lantas menabrak konstitusi partai kami. Akrobat semacam ini menakutkan bagi rakyat," ucapnya menambahkan.
Hinca mengatakan bahwa secara legalitas KLB itu tidak memenuhi syarat. Bahkan jauh dari kata panutan, peristiwa tersebut nir logika.
"Secara legalitas jelas tidak memenuhi. Secara moral pun jauh dari kata panutan. Bahkan jika diukur secara akal, jelas peristiwa tersebut nir logika," kata Hinca menjelaskan.
Atas nama partai Demokrat, Hinca Pandjaitan mengungkapkan rasa ketidakadilan yang dialami partainya.
Ia pun mempertanyakan mengapa KSP Moeldoko hingga saat ini tidal tersentuh ketegasan dari Istana.
Baca Juga: Saling Tuding, Raffi Ahmad Bahas Amanda Manopo, Billy Syahputra Berlutut
"Kami sangat merasakan ketidakadilan hari ini. Rakyat sudah tahu tentang itu. Namun mengapa seorang KSP Moeldoko tetap tidak tersentuh oleh narasi tegas dari pimpinannya di Istana Presiden. Mengapa tuan?," katanya.
Hinca menyayangkan Cendekiawan Hukum sekelas Prof Mahfud yang tidak bisa membedakan kedua situasi ini.
"Contoh yang prof. @mohmahfudmd berikan, seperti kisruh PKB. Saya sungguh menyayangkan bahwa kacamata seorang cendikiawan hukum tidak mampu membedakan kedua situasi ini," ujarnya.