Kenaikan elektabilitas Partai Demokrat tersebut beriringan dengan kenaikan elektabilitas AHY sebagai ketua umum partai dari sebelumnya 1,9 persen (November 2020), kini mencapai 6,3 persen.
Baca Juga: BWF Akhirnya Minta Maaf ke Indonesia, Markus: Belum Bisa Memaafkan, Masih Sakit Hati
Kenaikan elektabilitas AHY tidak bisa dilepaskan dari upaya sejumlah kalangan yang melibatkan pihak Istana untuk melengserkan kepemimpinannya.
"Partai Demokrat yang notabene partai oposisi menjadi incaran untuk dijinakkan dan ditarik masuk ke dalam koalisi pemerintahan yang sudah sangat gemuk," kata Okta, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antara.
Menurut Okta, AHY yang saat ini terzalimi mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada tahun 2004
Kendati PDIP mengalami penurunan pada survei tersebut, elektabilitas PDIP tetap berada di posisi teratas.
"Dengan elektabilitas yang masih tinggi, PDIP berpeluang menang lagi pada Pemilu 2024. Namun, Demokrat bisa menjadi tantangan bagi PDIP," kata Okta.
Baca Juga: Setelah Usir Tim Indonesia dari All England 2021, Presiden BWF Surati Menpora RI untuk Minta Maaf
Survei tersebut juga mencatat elektabilitas PDIP selama 1 tahun selalu menurun. Pada survei bulan Maret 2020 elektabilitas PDIP mencapai 31,7 persen, turun menjadi 29,2 persen (Juli 2020) dan 30,4 persen (November 2020), sekarang turun lagi menjadi 23,9 persen.