Baca Juga: Nangis Haru Menanti Lahirnya Anak Pertama, Irwansyah: Alhamdulillah, Ma Syaa Allah Ukkasya
"Radikalisme itu bisa diartikan gerakan radikal. Salah satu contoh gerakan radikal itu adalah GPK-PD oleh KSP @dr_moeldoko. Gerakan radikal GPK-PD ini justru ancaman dalam negeri karena menghancurkan demokrasi bangsa."
Irwan#DemokratLawanBegal
Kami Bersama AHY pic.twitter.com/VuohNhJaIG— Partai Demokrat (@PDemokrat) March 31, 2021
Menurut dia, Gerakan yang dibentuk kubu Moeldoko Cs dan menghasilkan Ketum versi KLB, itulah yang sudah menghancurkan tatanan demokrasi di Indonesia.
"Gerakan radikal GPK-PD ini justru ancaman dalam negeri karena menghancurkan demokrasi bangsa." Irwan.
Tak hanya itu, bentuk dukungan terhadap Demokrat ketum AHY datang terus menerus dan disampaikan langsung melalui Twitter @PDemokrat.
Kepala Biro Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal Qomaruddin menyebutkan melalui pesan tertulis bahwa kubu Moeldoko sudah menebar hoax dan melanggar Pancasila.
Baca Juga: Bukhori Yusuf: Saya Mencurigai Teror Bom Makassar ini Sebagai Bagian dari Agenda Setting
Baca Juga: Ikatan Cinta 31 Maret 2021: Makin Dikejutkan dengan Pengakuan Sumarno, Andin Berlutut Lemas
"Upaya memanipulasi publik dengan memaksakan diksi Hambalang dan ideologi sebagai alat propaganda adalah perilaku yang sesat. Cara inilah yang membuat negeri ini menjadi pecah & berkonflik, sehingga menyalahi sila persatuan."
Qomaruddin#DemokratLawanBegal
Kami Bersama AHY pic.twitter.com/vldXGja89n— Partai Demokrat (@PDemokrat) March 31, 2021
"Upaya memanipulasi publik dengan memaksakan diksi Hambalang dan ideologi sebagai alat propaganda adalah perilaku yang sesat. Cara inilah yang membuat negeri ini menjadi pecah & berkonflik, sehingga menyalahi sila persatuan." ujar Qomaruddin.***