Lone Wolf Teroris, Ketua PBNU: Jadi PR Besar Bangsa Indonesia karena Tidak Mudah Dideteksi

- 1 April 2021, 10:14 WIB
Mabes Polri memperketat penjagaan pascaserangan dari terduga teroris yang tewas di tempat usai baku tembak.
Mabes Polri memperketat penjagaan pascaserangan dari terduga teroris yang tewas di tempat usai baku tembak. /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja



MANTRA SUKABUMI - Beberapa waktu ini, aksi teror terus bermunculan berawal di gereja katedral Makassar yang dilakukan oleh pasangan suami istri.

Setelah itu Tim Densus 88 Anti-teror berhasil menangkap dan mengindikasi beberapa terduga teroris dibeberapa daerah di wilayah Indonesia.

Atas kejadian ini Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas mengatakan aksi teror yang terjadi di tanah air menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Dinilai Bodoh, Deddy Corbuzier: Ini (Pistol) Buat Nembak Orang Tuh Gak akan Mati

Hal tersebut berdasarkan pergerakan para aksi teror yang dilakukan secara lone wolf yaitu bergerak sendiri.

"Menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa besar bagi kita warga bangsa, karena fenomena lone wolf tidak mudah dideteksi. Mari tingkatkan kewaspadaan dan mari tidak takut pada teror," katanya melalui pesan video yang diterima, di Jakarta, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews pada Kamis, 1 April 2021.

Lebih lanjut KH Robikin Emhas menegaskan tidak ada agama yang membenarkan aksi kekerasan, sehingga aksi penyerangan terhadap Mabes Polri harus dikutuk.

Baca Juga: Soroti Pistol yang Dibawa Teroris, Deddy Corbuzier: Saya Pernah Ditembak Sama Ginian

Baca Juga: Soal KLB yang Ditolak, Febri Diansyah: Pinter Memang Langkah Kudanya, Tetep Saja Si Bapak yang Menang

"Penyerangan terhadap institusi negara, pengayom masyarakat, dan bagian dari penegak hukum; menggunakan dalil apa pun tidak bisa dibenarkan," kata Robikin pula.

Siapa pun yang melakukan aksi kekerasan, apalagi tindakan teror dengan mengatasnamakan agama, Robikin berani memastikan tindakan tersebut bukan berdasarkan ajaran agama. Sebab, agama apa pun secara tegas melarang segala bentuk kekerasan, apalagi aksi teror.

Robikin mengatakan sasaran utama aksi terorisme adalah menimbulkan rasa takut, karena dapat menimbulkan kekacauan dan ketidakstabilan di masyarakat.

"Mari kita lawan bersama, bersama bergandeng tangan untuk memperkokoh kebersamaan dan menjadikan keberagaman kekuatan untuk membangun peradaban bangsa," katanya pula.

Menurut Robikin, Indonesia adalah negara damai dan bukan negara kafir. Indonesia adalah negara yang didirikan atas dasar kesepakatan para pendiri negara yang sah dalam pandangan Islam.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah