Gerindra dari kisaran 13 persen pada Mei-September 2020 menjadi 10,1 persen (Desember 2020), lalu kini naik tipis menjadi 10,5 persen.
Sementara itu dua parpol nasionalis yaitu Demokrat dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengalami tren kenaikan. Sementara di kalangan ideologi Islam, parpol baru yaitu Partai Ummat berpeluang menjadi kuda hitam.
Elektabilitas Demokrat bergerak naik, dari kisaran 3 persen pada Mei-September 2020 naik menjadi 7,5 persen (Desember 2020), dan kini (Maret 2021) 8,1 persen. Demokrat memantapkan diri pada posisi keempat, membayangi Golkar.
Tren kenaikan elektabilitas juga dialami PSI, dari 4,3 persen (Mei 2020) menjadi 4,5 persen (September-Desember 2020), lalu naik lagi menjadi 5,0 persen.
Partai Ummat yang sebelumnya masih nihil dukungan kini melesat menjadi 1,3 persen, bahkan melampaui posisi PAN.
Sedangkan Golkar stabil di kisaran 8 persen, kini sebesar 8,4 persen. Lalu ada NasDem (4,1 persen/3,9 persen/4,0 persen/3,7 persen), Perindo (1,1 persen/0,9 persen/0,7 persen/0,6 persen), dan Hanura (0,9 persen/0,6 persen/0,4 persen/0,3 persen).
Di antara parpol-parpol Islam, PKB memimpin (6,2 persen/5,3 persen/5,5 persen/5,4 persen), disusul PKS (5,4 persen/5,8 persen/5,2 persen/5,1 persen), dan PPP (1,5 persen/1,7 persen/1,8 persen/1,6 persen).
Partai Ummat didirikan oleh Amien Rais yang juga merupakan pendiri PAN, dan kini menjadi penantang PAN (2,2 persen/2,0 persen/1,5 persen/1,0 persen). Sempalan PKS yaitu Gelora naik tipis dari 0,1 persen (Desember 2020) menjadi 0,2 persen.