MANTRA SUKABUMI - Sangat membanggakan karaya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Barat tembus pasar Luar Negeri.
Produk UMKM yang menembus pasar internasional yaitu jenis camilan seperti keripik singkong, ubi, tempe, pisang, dan kerupuk kulit.
Lima produk ini merupakan hasil pendampingan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, melalui program UMKM juara.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
"Totalnya (yang akan diekspor) ialah sebanyak tiga kontainer, satu kontainernya sekitar 20 ton. Kalau dirupiahkan sekitar Rp850 juta," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARApada Sabtu, 3 Maret 2021.
Hal ini diungkapkan oleh Kusmana Hartadji disela-sela acara Karya Kreatif Jabar 2021 dan Pekan Kerajinan Jabar "UKM Jabar Paten" dalam rangka Kampanye Gernas BBI bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Selanjutnya Kusmana Hartadji mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong peningkatan kualitas produk UMKM untuk bisa tembus pasar luar negeri.
Baca Juga: Kubu Moeldoko Mulai Rontok, Syahrial Nasution: Kapal Sudah Oleng Kawan, Cirinya Tikus Mau Loncat
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan gerakan yang membangun semangat kebersamaan dan sinergitas guna memulihkan perekonomian nasional, khususnya melalui penguatan UMKM lokal.
Kusmana mengatakan ekspor lima camilan ke Korea Selatan ini berasal dari kajian yang dilakukannya, terkait kebutuhan pasar global.
"Lalu juga dengan diaspora, selain dengan ITPC," katanya. hasilnya, lanjut dia, camilan khas Jawa Barat tersebut disukai warga Korea Selatan, terutama di musim dingin.
"Itu karena cocok untuk pasangan minuman penghangat," ujar dia.
Baca Juga: Hasil KLB Sibolangit Memang Ditolak, Namun Yasonna Laoly Akui Ada Pertemuan dengan KSP Moeldoko
Baca Juga: Duduk saat Berkeringat Berbahaya atau Tidak, Simak Penjelasannya Berikut ini Menurut Pakar Kesehatan
Sebelum memasuki pasar ekspor, menurutnya, kelima produk tersebut lahir dari program UMKM Juara yang diikuti 3.000 produk UMKM. Pihaknya melakukan pendampingan selama enam bulan.
"Jadi yang diekspor ini dekorasinya di UMKM Juara," katanya.
UMKM Juara adalah mereka yang selain harus memproduksi sendiri, juga harus kontinyu dan memiliki omzet yang baik.
Setelah melalui kurasi, pihaknya menggandeng pemasok ekspor untuk membantu persiapan. Perusahaan swasta itulah, kata dia yang membantu aspek legal dan perizinan produk sehingga layak untuk dikirim ke negara tujuan.***