Network
MANTRA SUKABUMI – Pengacara Farhat Abbas mengomentari pernikahan YouTuber Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, selain banyak mengundang artis dan juga dihadiri oleh pejabat negara termasuk Presiden Jokowi dan Menteri pertahanan Prabowo Subianto.
Farhat Abbas menyayangkan atas kehadiran pejabat negara tersebut, terlebih menjadi saksi pernikahan.
Kemudian Farhat Abbas memberikan saran kepada para pejabat negara yang hadir terutama Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Natalius Pigai ke Ali Ngabalin: Tahun 1999 Anda Belum jadi Apa-apa, Saya Sudah jadi Staff Menteri
Agar menghindari acara yang berbayar dan berkomersil seperti pernikahan Atta dan Aurel.
“Saran saya hindari acara yang berbayar dan komersial pak Presiden Jokowi, Prabowo Subianto, dan Bambang Susatyo” ujar Farhat sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun instagramnya pada Minggu, 4 April 2021.
View this post on Instagram
Menurut Farhat Abbas dengan didaulatnya Jokowi sebagai saksi dari pihak Atta Halilintar dan Prabowo Subianto menjadi saksi dari pihak Aurel Hermansyah, hal tersebut bisa mengganggu kenegarawanan kedua pemimpin.
Baca Juga: Imbas Pesta Atta yang Dihadiri Pemimpin Negara, Andi Khomeini Takdir: Gua Gak Mau Edukasi Covid Lagi
Farhat Abbas menilai bahwa pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar tersebut terasa seperti perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Mantan suami artis penyanyi Nia Daniati menilai, bahwa acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah disajikan dengan bisnis.
Karena dalam acara pernikahan tersebut ada iklan dan disiarkan secara live di stasiun televisi nasional.
Joko Widodo dan Menhan Prabowo Subianto terlihat hadir di Acara pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Sabtu, 3 April 2021.
Baca Juga: Soal KLB Demokrat, Pengamat Politik: Sarankan SBY dan AHY Meminta Maaf kepada Presiden Jokowi
“Suasana pernikahan terasa HUT RI, saran buat presiden Jokowi, Prabowo, Bamsoet, dalam perayaan acara yang sifatnya berbau bisnis, sebaiknya pejabat negara tidak hadir sebagai pendukung acara tersebut,” tulis Farhat dalam unggahannya.
Sang Pengacara itu pun menilai bahwa, kehadiran pejabat negara dan publikasi menjadi komersil bisa menguntungkan pihak-pihak tertentu.
“Kehadiran dan publikasi membuat komersial dan menguntungkan pihak-pihak tertentu,” tulis Farhat.
“Karena agak mengganggu konstitusional dan kenegarawanan, beda halnya dengan acara biasa atau rakyat biasa. Maaf. Dr Farhat Abbas- Ketum PANDAI,” pungkas Farhat Abbas.***
