MANTRA SUKABUMI - Ferdinand Hutahaean mengomentari Anies Baswedan yang menunjuk Bambang Widjojanto sebagai Pimpinan KPK DKI Jakarta.
Ferdinand mengatakan bahwa Anies Baswedan pandai dalam memoles wajah untuk menutupi kekurangannya.
Hal tersebut diungkapkan Ferdinand pada Anies Baswedan melalui akun twitter pribadinya.
Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT
Baca Juga: Akui Banyak Kebohongan Jokowi yang Diumbar Netizen, Amien Rais: Sebetulnya Saya Kasihan Sama Anda
"Beginilah kondisi ketika manusia lebih suka memoles wajah dan menutupi kekurangannya dengan intrik daripada mengakui kesalahan dan memperbaiki diri secara konkret," cuit Ferdinand seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @FerdinandHaean3 pada Minggu, 11 April 2021.
Menurut Ferdinand, Anies Baswedan memakai KPK sebagai tirai gelap untuk menutupi jejak hitam kasus korupsi di pemerintahannya.
"Anies menebar tirai gelap menutupi jejak hitam korupsi di pemerintahannya dgn gimmick," tulisnya.
Baca Juga: Waspada, Mie Instan Ternyata jika Dikonsumsi secara Rutin Dapat Timbulkan Kanker
Sebagai pimpinan KPK DKI Jakarta, Anies Baswedan dikabarkan memilih Bambang Widjojanto untuk jadi Pimpinan.
Bambang Widjojanto atau biasa dikenal selama ini BW tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Bahkan, baru-baru ini nama BW kembali mencuat ke publik usai menjadi kuasa hukum DPP Partai Demokrat kubu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) l menghadapi kubu Moeldoko.
Pada 2019 lalu, BW menjadi Ketua Tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca Juga: Info Peringatan Dini BMKG Minggu 11 April 2021, Terdapat 10 Wilayah Alami Hujan dan Angin Kencang
Namun, sayangnya gugatan hasil Pilpres Prabowo-Sandi yang dipimpin BW di Mahkamah Konstitusi ditolak oleh hakim MK.
Saat itu, BW memimpin tim kuasa hukum Prabowo-Sandi dalam perkara di MK, melawan KPU sebagai termohon dan tim Kuasa Hukum Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra.
Kemesraan antara BW dan Anies sudah tampak sejak Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, BW menjadi tim pakar Anies-Sandi saat debat pilkada berlangsung.
BW juga pernah menjadi ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Dia juga termasuk Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) dan Indonesian Corruption Watch (ICW).
Di KPK, BW menjabat sebagai Wakil Ketua KPK pada periode 2011-2015. Namun, menjelang akhir masa jabatannya, BW ditetapkan sebagai tersangka kasus pemberian kesaksian palsu dalam sidang di MK oleh Bareskrim Polri.
Penetapan tersangka BW tersebut sempat membuat hubungan KPK dan Polri kembali memanas. Seiring berjalan waktu, kasus BW dihentikan setelah Kejaksaan Agung melakukan deponering.***