Mengenal Sejarah Pasar Tanah Abang Jakarta, Pusat Grosir Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

- 18 April 2021, 15:40 WIB
Salah satu pedagang pasar Tanah Abang yang terdampak pandemi Covid-19
Salah satu pedagang pasar Tanah Abang yang terdampak pandemi Covid-19 /Pikiran-Rakyat.com/ Amir Faisol/

Baca Juga: Soal Usulan Anies Disetujui PBB, Ferdinand Hutahaean: Apanya yang Hebat

Pada tahun 1740 terjadi Peristiwa Geger Pecinan, yaitu pembantaian orang-orang Tionghoa, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporakporandakan dan dibakar.

Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari Sabtu, ditambah hari Rabu, sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu.

Bangunan Pasar pada mulanya sangat sederhana, terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia dari 229 papan dan 139 petak bambu.

Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan.

Baca Juga: Soal Pernyataan Dahnil Anzar, Tokoh Papua: Akhirnya Habib Rizieq Bisa Tahu Keaslian Hati Mereka

Pada tahun 1913, Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun 1926 pemerintah Batavia membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng, dengan kantor pasarnya berada di atas bangunan pasar mirip kandang burung.

Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda.

Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat. Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.

Halaman:

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah