Haikal Hassan Serukan Kemendikbud untuk Tarik Buku dan Mundur Segera, Efek Hilangnya Nama Tokoh NU

- 21 April 2021, 06:30 WIB
Haikal Hassan Serukan Kemendikbud untuk Tarik Buku dan Mundur Segera, Efek Hilangnya Nama Tokoh NU./*
Haikal Hassan Serukan Kemendikbud untuk Tarik Buku dan Mundur Segera, Efek Hilangnya Nama Tokoh NU./* /Instagram/@haikalhassan_quote

MANTRA SUKABUMI - Ustadz Haikal Hassan turut mengomentari tentang kamus sejarah Indonesia yang menjadi polemik di tengah masyarakat.

Ustadz Haikal Hassan menyayangkan tokoh NU bisa hilang dalam kamus sejarah Indonesia yang diterbitkan oleh Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, walaupun hal tersebut sudah diakui sebagai kekeliruan dan pihak Kemendikbud telah memohon maaf.

Menurut Haikal Hassan permintaan maaf harus dibarengi dengan menarik buku yang terlanjur beredar, serta meminta pejabatnya mundur.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Sebut Tokoh NU Diganti Tokoh PKI, Fahri Hamzah: Jangan Rusak Apa yang Sudah Ada

"Tanggung Jawab dengan cara :

Minta maaf

Tarik bukunya

Mundur segera," ujar Haikal Hassan sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @haikal_hassan pada 21 April 2021.

Sebelumnya terjadi polemik di tengah masyarakat akibat dari hilangnya sosok pendiri Nahdlatul Ulama yakni KH. Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Indonesia terbitan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.

Berbagai pihak menilai Mendikbud Nadiem Makarim harus bertanggung jawab terhadap munculnya buku tersebut di masyarakat.

Baca Juga: Reaksi Cowok Rusia Lihat Foto Aurel Hermansyah: Saya Kaget Melihatnya

Tidak dimasukkannya KH. Hasyim Asyari dalam kamus tersebut dianggap mencederai Nahdliyin.

Sementara itu Menurut dosen filsafat dan juga pengamat politik yakni Rocky Gerung mengatakan bahwa kesalahan yang dilakukan Kemendikbud dalam menyusun kamus tersebut terjadi karena terlalu sibuk mengurusi politik terkini Tanah Air.

Salah satunya soal isu wacana jabatan presiden tiga periode.

"Kalau terjadi kekeliruan, ada editor di bidang kebudayaan atau Mendikbud yang tidak awas. Karena terlalu sibuk dengan urusan tiga periode, urusan current political," kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtube.

Padahal menurut Rocky Gerung menyebutkan bahwa sejarah itu sendiri merupakan hal politik.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata 4 Amalan Ringan ini Pahalanya Terus Mengalir Hingga Hari Kiamat

Baca Juga: Tanda Kiamat Semakin Terlihat, Rasulullah SAW Anjurkan Tempati Tiga Negeri ini

"Dalam sejarah, kita belajar tentang etika kekuasaan. Mempelajari sejarah artinya mempelajari etika kekuasaan," tandasnya.

Menanggapi protes ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengakui tidak adanya nama Hasyim Asyari dalam susunan kamus sejarah terjadi karena adanya kelalaian, bukan unsur kesengajaan.

"Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid dalam jumpa persnya secara daring.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x