RA Kartini di Mata Peneliti Perempuan Indonesia: Surat-suratnya Berpotensi Jadi Memory of The World

- 21 April 2021, 08:28 WIB
RA Kartini di Mata Peneliti Perempuan Indonesia: Surat-Suratnya Berpotensi Jadi Memory of the World
RA Kartini di Mata Peneliti Perempuan Indonesia: Surat-Suratnya Berpotensi Jadi Memory of the World /Instagram.com/@historiadasia

MANTRA SUKABUMI - Emansipasi perempuan yang diperjuangkan R.A Kartini telah membuka kesempatan yang lebar dan sejajar bagi perempuan untuk dapat mengenyam pendidikan dan mengejar mimpi seluas-luasnya. Perempuan dapat menjadi apapun sesuai dengan minat dan talentanya, termasuk menjadi peneliti.

“Ibu Kartini telah menunjukkan bahwa perempuan setara dengan laki laki. Jika perempuan bertekad untuk melakukan sesuatu maka pasti bisa merealisasikannya,” ujar Dwi Listyo Rahayu, Peneliti Bio Industri Laut LIPI yang produktif di bidangnya.

Perjuangan R.A Kartini pun telah menjadi potret besar revolusi kesetaraan gender di Indonesia, oleh karenanya dokumentasi sejarah rekam jejak perjuangan berupa surat-suratnya patut dijaga dan dilestarikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Reaksi Cowok Rusia Lihat Foto Aurel Hermansyah: Saya Kaget Melihatnya

“Perjuangan R.A. Kartini melalui surat-suratnya yang sangat potensial menjadi Memory of the World dalam bidang kesetaraan gender, sebenarnya mengajarkan bahwa perempuan harus memiliki ‘sensitifitas gender’ yang kemudian diikuti dengan ‘aksi’ untuk membuat perubahan di sekelilingnya, ke arah lebih baik,” jelas Kurniawati Hastuti Dewi, pakar gender dan politik, Pusat Penelitian Politik LIPI.

Dilansir mantrasukabumi.com dari laman resmi LIPI pada 21 April 2021, Kurniawati menambahkan, sebagai perempuan peneliti dalam bidang politik, dirinya menyadari pentingnya menghadirkan perspektif perempuan dan perspektif gender dalam riset dan tulisan politik.

“Dengan demikian, peneliti perempuan dan para perempuan yang pengalamannya muncul dalam berbagai riset dan tulisan tersebut, berkontribusi menjadi sumber pengetahun yang memperkaya pengetahuan ilmu politik Indonesia dan dunia,” sebutnya.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Perayaan Hari Kartini yang Hilang di Masa Pandemi Covid-19

Memperingati hari Kartini, Peneliti Biokimia LIPI, Tjandrawati Mozef mengatakan, kita perlu mengingat teladan dan perjuangan yang diwariskan R.A. Kartini.

“Dulu, kaum perempuan hidup terkekang baik untuk menempuh pendidikan maupun untuk bersosialisasi,” ujarnya.

“Hasil perjuangan Kartini berdampak panjang hingga saat ini. Kaum perempuan kini dapat mengenyam pendidikan dan berkiprah sesuai minat, bakat dan kemampuannya,” tambahnya.

Tjandrawati menekankan, seorang peneliti perlu meneladani sikap tersebut, peka terhadap permasalahan di sekitar dan berjuang  untuk mencari solusi.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 21 April 2021: Masih Tak Percaya pada Al, Mama Rosa Selidiki Soal Makam Roy

Baca Juga: Usai Putus dengan Amanda Manopo, Denny Darko Ramalkan Billy Syahputra dan Memes Prameswari Akan Menikah

“Kontribusi peneliti yang berdampak panjang, terutama dalam memperbaiki kualitas hidup manusia, menjadi indikator perjuangan seorang peneliti,” tegasnya.

Jumlah perempuan peneliti di Indonesia sendiri saat ini tergolong masih rendah, namun terus mengalami peningkatan. Di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga penelitian terbesar nasional, rasio perempuan peneliti yaitu sekitar 41% (Data 2019).

Untuk itu, Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries menekankan keberadaan ekosistem riset yang ramah perempuan perlu terus ditingkatkan mengingat upaya mewujudkan kemajuan inovasi iptek tidak terlepas dari peran para perempuan peneliti.

Baca Juga: AHY Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk PKS, Netizen: Koalisi PKS dan Demokrat itu Melegenda

“Peran penting perempuan peneliti dan SDM Iptek perlu terus diberi ruang yang lebih luas untuk mendorong mereka lebih berprestasi. Ketekunan, kesabaran, kegigihan, dan kemampuan multitasking perempuan merupakan kekuatan luar biasa. Saya yakin kekuatan tersebut akan menjadi daya ungkit semakin berkibarnya perempuan indonesia,” terang Nur.

Saat ini, kesempatan yang setara telah memberikan ruang bagi perempuan peneliti untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kemampuan diri dalam memajukan riset tanah air.

“Saya berharap, perempuan Indonesia menjadi cahaya yang tak pernah pudar. Tetap semangat untuk maju, terlebih di tengah transformasi lembaga litbang di Indonesia sebagai tonggak kebangkitan ilmu pengetahuan,” imbuh Nur.***

Editor: Fauzan Evan

Sumber: lipi.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x