MANTRA SUKABUMI - Menyusul terungkapnya skandal suap yang dilakukan oleh salah satu penyidik KPK terhadap Bupati Tanjungbalai membuat lembaga anti rasuah ini banjir kritikan dari berbagai kalangan.
Salah satu kritikan datang dari Pengamat politik Rocky Gerung, dia menilai bahwa kasus suap ini akan menjadi catatan buruk bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pakar filsafat itu menyatakan kasus risywah tersebut memupus harapan tentang pemberantasan korupsi di Indonesia.
Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay
Baca Juga: Video Prajurit di Dalam KRI Nanggala 402 Bikin Ustadz Yusuf Mansur dan Netizen Bercucuran Air Mata
"Ini serius karena sejarah KPK jadi kelam," ujar Rocky Gerung, dikutip mantrasukabumi.com, dari kanal Youtube, Senin, 26 April 2021.
Menurut Rocky, masyarakat kehabisan kesabaran dalam melihat pemberantasan korupsi di Indonesia. Dia menyebut kasus suap kepada Stepanus itu tidak hanya buruk bagi KPK, tetapi juga kepada Presiden Jokowi.
"Bertumpuk-tumpuk kasus korupsi pada masa pemerintahannya (Jokowi, red). Pemberantasan korupsi dikebiri dengan pelemahan KPK dan akhirnya hal ini (terjadi kasus suap kepada penyidik, red)," ujarnya.
Rocky menuturkan banyak kasus korupsi menyangkut orang kuat yang tak terselesaikan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Kalaupun ada pejabat tinggi yang diadili, hukumannya minimal dan memperoleh banyak keringanan.
"Jadi, komitmen pemberantasan korupsi itu hanya diucapkan di masa kampanye saja," tegasnya.
Seperti diketahui, Stepanus merupakan anggota Polri yang menjadi penyidik KPK. Polisi berpangkat AKP itu diduga menerima suap Rp 1,3 miliar dari Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.
Kasus suap itu bermula ketika KPK mengusut kasus dugaan korupsi di Pemkot Tanjungbalai. Motif di balik suap untuk Stepanus itu ialah menghentikan penyelidikan KPK atas jual beli jabatan yang diduga menyeret Syahrial.***