MANTRA SUKABUMI - Mantan sekretaris kementerian BUMN Said Didu menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurut Said Didu di negara demokrasi seperti Indonesia, bersikap oposisi adalah cara pengabdian yang dihormati.
Said Didu melanjutkan bahwa menjadi oposisi adalah menyuarakan rakyat tanpa harus digaji dari uang rakyat.
Baca Juga: DEEP Ungkap Pesan Politik Presiden: Kode Dahsyat Jokowi untuk Ganjar Pranowo Patahkan Sayap Megawati
Said Didu menganggap aneh jika yang dianggap mengabdi adalah mereka yang menjadi pejabat dan digaji oleh rakyatnya.
"Semua pihak menyatakan demikian termasuk para buzzeRp, komisaris BUMN yang dapat hadiah dan lain-lain," ucap Said Didu sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitternya @msaid_didu pada 13 Juni 2021.
"Di Negara demokrasi, oposisi adalah cara pengabdian yang dihormati karena mereka menyuarakan kepentingan rakyat tanpa digaji," jelas Said Didu.
"Adalah aneh jika yang dianggap mengabdi hanya pejabat yang digaji rakyat," tutur Said Didu menambahkan.
Said Didu menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca Juga: Meskipun Selamat, dr Tirta Sebut Eriksen Kemungkinan Tidak Akan Bisa Main Bola Lagi, Ini Alasannya
Prabowo mengatakan bahwa dirinya dan Jokowi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama untuk mengabdi pada Indonesia.
Hal ini yang menjadi latar Prabowo menerima diajak menjadi bagian kabinet.
"Beliau ingin jadi presiden, gue ingin jadi presiden, dia ingin jadi presiden untuk mengabdi, untuk berbakti, untuk Indonesia, saya juga begitu," tutur Prabowo.
"Kalau sama-sama ingin mengabdi untuk Indonesia kok harus saling melawan?" ucap Prabowo.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat berbicara dalam tayangan Podcast yang diunggah akun YouTube Deddy Corbuzier, Minggu 13 Juni 2021.
Justru Prabowo mengaku masih bingung dengan banyaknya orang yang mempertanyakan keputusannya menjadi bagian kabinet Presiden Joko Widodo.
Dikatakan Prabowo, bahwa dia memang menjadi rival dari Jokowi di dua pilpres. Tetapi, bagi dia, rival tak selamanya harus menjadi lawan.***