"Duka mereka, duka kita, tak terkira dalamnya," lanjut Anies.
Selain itu, Anies juga menceritakan seorang laki-laki berdiri memandang satu kuburan yg juga masih basah.
“Istri saya, Pak. Minggu lalu masih sehat. Cuma sakit perut terus drop, Pak. Kena covid,” begitu katanya.
"Mata kami bertatapan. Tak perlu kata-kata. Hening dan mata basah itu sudah cukup pesannya. Duka itu tak terkira dalamnya," beber Anies.
Adapun yang satu lanjut Anies, seorang terlihat jongkok lama, pundaknya tergoncang-goncang. Dirinya menunggu di belakangnya. Tak berapa lama ia bangun dan berbalik.
“Saya dari Bandung, Pak. Ini Bapak saya. Minggu lalu masih sehat. Sekarang semua hilang, Pak,” jelasnya dalam kalimat yang tersendat-sendat.
"Tiga jenazah berderet itu dikuburkan hampir bersamaan. Setelah liang kubur ditutup, keluarga inti diberi waktu berdoa sejenak, lalu harus ke luar area pemakaman. Itulah akhir pengantaran mereka pada keluarganya," sambung Anies.
Anies lantas menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak menyepelekan Covid-19 sebab menyangkut nyawa keluarga yang sangat dicintai.
"Datangi pemakaman dan lihatlah kenyataan. Kematian itu tak sekadar angka statistik. Tapi tentang saudara kita, orang-orang yang tadinya masih sehat, masih berkumpul dengan keluarga tercinta. Kini mereka dipisah selamanya. Ingatlah, bahwa setiap angka itu adalah satu kisah duka tak terkira," pesannya.