Studi ini melibatkan data dari ribuan orang yang terkena Covid-19. Mereka berpartisipasi melaporkan gejala yang mereka alami melalui sebuah aplikasi.
Menurut peneliti Profesor Tim Spector, varian Delta bekerja dengan cara yang sedikit berbeda.
Gejala yang ditimbulkan varian Delta dapat membuat penderitanya berpikir bahwa mereka hanya mengalami pilek biasa, sehingga potensi penyebaran virus lebih besar.
"Orang mungkin mengira mereka baru saja terkena flu musiman, dan mereka masih pergi ke pesta, kami pikir ini memicu banyak masalah.
Baca Juga: Tidak Hanya Akan Terhindar Dari Covid-19, dr Tirta Puji Deddy Corbuzier Terapkan Pola Hidup Sehat
Jadi, yang benar-benar penting untuk disadari adalah bahwa sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas di semua pengguna aplikasi, dan mereka tidak sama seperti sebelumnya," lanjutnya.
"Jadi, gejala nomor satu adalah sakit kepala, diikuti oleh sakit tenggorokan, pilek dan demam."
Data menunjukkan bahwa varian Delta setidaknya 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent, dan tampaknya menggandakan risiko rawat inap.
Ini juga membuat vaksin agak kurang efektif, terutama setelah hanya satu dosis.
"Saya pikir pesannya di sini adalah bahwa jika Anda masih muda dan mengalami gejala yang lebih ringan, itu mungkin hanya terasa seperti pilek atau tidak enak badan," ujar Spector.