Network
MANTRA SUKABUMI - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendesak agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tahta.
Tak hanya itu, bahkan dalam posternya Ketua Umum PB HMI MPO mengajak melakukan revolusi dan bentuk pemerintahan sementara.
Pesan HMI itu pun langsung mendapat tanggapan dari para loyalis Presiden Jokowi, salah satunya Ruhut Sitompul.
Baca Juga: Anies Baswedan Didemo Juniornya di HMI, Ferry Koto: Justru Menaikan Popularitas Dia
Ruhut Sitompul mengatakan harusnya HMI menjaga etika dan sopan santun dalam berpolitik.
"HMI juga harus menjaga Etika dan Sopan Santun dalam berpolitik," cuit Ruhut seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan akun twitter @ruhutsitompul pada Rabu, 30 Juni 2021.
Ruhut mengingatkan bahwa di Pemerintahan Presiden Jokowi banyak juga alumni HMI yang menjabat.
"Ingat Alumni HMI banyak ikut mengelolah di Pemerintahan Pak Joko Widodo “Ibarat memercik air terpercik muka sendiri”," tulisnya.
Ruhut menegaskan bahwa para loyalis Jokowi tidak takut dengan gertakan yang dilakukan PB HMI MPO yang dinilai hanya cari panggung.
"Kami Loyalis Pak JOKOWI tidak takut dengan Gertak Sambal cari panggung nie ye Paten MERDEKA," tegasnya.
Baca Juga: HMI Demo Anies, Ferdinand Hutahaean Sarankan Wagub Riza Dukung Proses Hukum
HMI bersuara memanggil masyarakat Indonesia melakukan revolusi dan bentuk pemerintahan sementara.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Ketua Umum PB HMI MPO, Affandhy Ismail melalui akun Instagram-nya, @affandhy.ismail.
Affandhy Ismail mengunggah poster ajakan revolusi terhadap pemerintahan Jokowi di 2021.
“HMI bersama rakyat memanggil revolusi Indonesia 2021. Jokowi harus turun. Rakyat berdaulat bentuk pemerintahan sementara. Selamatkan demokrasi Indonesia untuk Indonesia menang,” tulisan dalam poster itu yang dilihat pada Rabu, 29 Juni 2021.
Ketua Umum HMI MPO itu juga menjelaskan bahwa seruan revolusi untuk menyelamatkan NKRI dari oligarki kekuasaan.
“Selamatkan NKRI dari penjajahan oligarki politik konglomerasi asing dan aseng demi kesejahteraan rakyat indonesia,” katanya.
Tak hanya itu, Affandhy Ismail juga menyatakan dukungan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menyebut Presiden Jokowi The King Of Lip Service.
“Soal label Jokowi sebagai King of Lips Service saya kira itu bisa dibenarkan dengan melihat dan merasakan banyaknya janji-janji politik Jokowi yang sampai saat belum mampu direalisasikan oleh Jokowi, padahal saat ini adalah periode kedua Jokowi menjadi presiden RI,” ungkap Affandhy.
Dia menilai, persoalan multidimensi yang tengah dihadapi oleh bangsa ini semakin memperjelas kegagalan Jokowi sebagai presiden RI setelah memimpin Negara ini lebih kurang tujuh tahun.
“Terutama jika kita melihat masa depan pendidikan, ekonomi, hukum dan kesehatan bangsa kita yang semakin terpuruk dengan salah satu indikasinya adalah di bidang ekonomi yaitu utang luar negeri yang semakin merosot,” ujarnya.***
