Network
MANTRA SUKABUMI - Pengamat politik Hendri Satrio angkat bicara terkait polemik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI).
Menurut Hendri, hingga saat ini dirinya hanya menyaksikan postingan yang meremehkan pendapat yang disampaikan BEM UI.
Namu lanjut Hendri, tidak ada satupun yang membantah isi pesan yang disampaikan mereka selain menyerang pribadi pengurus BEM UI.
Baca Juga: Profil dan Biodata Benny Mustafa Legenda Musik Jazz Indonesia yang Hari Ini Meninggal Dunia
Baca Juga: Kabar Duka, Legenda Musik Jazz Indonesia All Stars Benny Mustafa Meninggal Dunia
"Hingga hari ini Saya masih membaca postingan di grup percakapan yang meremehkan pendapat BEM UI," tulis Handri Satrio di akun Twitter pribadinya.
Hendri melanjutkan, pengurus BEM UI bahkan Ketua BEM Leon Alvinda Putra kemudian dituduh berbagai macam tudingan.
"Tapi tidak satupun dari postingan itu yang berusaha membantah isi pesan BEM UI, yang ada hanya serangan ke pribadi mengaitkan BEM UI dengan hal yang menurut pemosting buruk #Hensat," lanjutnya.
Seperti diketahui, pengurus BEM UI melaporkan akunnya diretas pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tak hanya itu, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra nomor WhatsApp miliknya juga diretas, bahkan berbagai akun miliknya mengalami peretasan.
Leon juga dituding sebagai antek Cikeas karena pernah datang ke Istana saat SBY masih menjabat Presiden.
Ia dituding pembela FPI karena ikut menolak pembubaran ormas tersebut, bahkan disebut berhubungan dengan Veronica Koman.
Baca Juga: Dunia Wayang Berduka, Budayawan Sudjiwo Tedjo Kabarkan Ki Dalang Manteb Sudarsono Meninggal Dunia
Seperti diberitakan sebelumnya, BEM UI yang memberi Jokowi gelar sebagai The King of Lip Service.
Menurutnya, Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras.
"Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," tulisnya.
Mereka beranggapan jika semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk "lip service" semata.
Karena itu pihaknya meminta untuk berhenti membual sebab rakyat sudah mual.***
