dr Lois Owien Beberkan Alasan Dirinya Tak Percaya Covid-19: Heran Orang Tanpa Gejala Dibilang Sakit

- 11 Juli 2021, 11:02 WIB
dr Lois. /instagram/@dr_lois7
dr Lois. /instagram/@dr_lois7 /

“Saya sudah jelaskan kepada dokter-dokter, bahkan sudah banyak yang telepon dokter. Dan itu setelah saya jelaskan mereka paham. Alat uji ini sifatnya dinamis, berubah-ubah. Misalya begini, kita habis pakai masker, kemudian kita cek langsung hasilnya, bisa positif. Coba kalau tunggu beberapa menit bisa negative hasilnya,” tuturnya.

“Makanya setelah dicek para dokter, misalnya cek pagi, cek siang, hasilnya bisa berbeda-beda. Jadi bukan rumah sakit yang mengcovidkan pasien, tetapi alat. Alat ini yang tidak stabil. Saya pernah ditantang suruh ketemu pasien covid, saya ini pak mungkin hari-hari yang datang mereka ketemu saya,” katanya.

Habis Demo Mati

“Sejak kapan wabah atau virus atau pandemik yang ditentukan matinya setelah cari-cari pakai alat. Yang namanya wabah, orang berkumpul misalnya habis demo. Enggak usah cari-cari alat pak, tiba-tiba di rumah sudah banyak yang mati sesak nafas. Atau misalnya saat antre di rumah sakit, mereka akhirnya tumbang mati saat antre sepreti (diantaranya) video di Wuhan. Yang terjadi Ini kan enggak, orang yang sudah antre masuk rumah sakit, positif. Untuk mendapatkan obat. Berarti bukan wabah asli,” terangnya.

“Enggak pernah ada di Indonesia kejang-kejang seperti di video Wuhan. Coba ke pasar di kampung-kampung deh, mana ada penjual pakai masker. Merek bilang, ini covid apa sih, mereka benar-benar enggak tahu dan hanya tahu dari televisi,” jelasnya.

“Saat ini saya sulit menjelaskan, karena dikotomi saya ini bukan dokter paru, jadi banyak yang mentok para dokter di situ. Jadi benar media is the real virus, virus ini menularnya bukan melalui droplet, tapi dari media,” ujarnya.

Soal Tabung Oksigen

“Sekarang kan lagi rebutan nih, cari tabung oksigen, yang benar itu bukan cari tabung oksigen. Tapi stop obat yang menurunkan saturasi O2,’ katanya.

“Ini penyakit bukan virus, bukan bakteri, tapi karena dikasih obat antibioti yang bekerja langsung ke Jantung. Kalau saturasi turun, jangan fitnah virus dong. Kalau alat sudah salah diagnosa, obat penyebab bergejala, terus vaksin perlu enggak? Ya enggak,” katanya.

“Terus yg sudah divaksin kan mulai Januari lalu, terus terbukti enggak? vaksin berguna atau enggak? Enggak kan. Saya mau jelasin ilmiah ribet, begitu saja deh,” tandasnya.***

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah