Menurut Tuan Guru Bajang, Sekolah Perjumpaan mempertemukan mereka yang berbeda untuk belajar saling menghargai, saling berterima, dan menjadikan perbedaan sebagai kekayaan bersama.
"Sejak 2004, Abah Husni memulai Sekolah Perjumpaan di sebuah tempat yang penduduknya kerap berkonflik," kata TGB.
TGG melanjutkan, dengan memperkuat titik temu relasi sosial, tempat itu kini damai dan menyenangkan.
"Kini, Sekolah Perjumpaan telah menyebar di banyak tempat di NTB," ujar TGB.
Namun kini Abah Husni Muadz telah meninggalkan semuanya, meninggal dalam kesenangannya berjuang.
"Semalam, usai mengisi kegiatan Sekolah Perjumpaan, Abah Husni wafat. Seperti kata Rasulullah shallallahu alaihi wa alihi wasallam, manusia akan diwafatkan dalam apa yang ia sukai dan perjuangkan," imbuhnya.
"Selamat jalan, Abah Muhammad Husni Muadz PhD. Insya ALLOH husnul khatimah," pungkasnya.***