Network
Dedi Mulyadi juga menceritakan kisah kehidupannya yang sungguh sulit saat kecil dulu.
Jika ingin mandi, harus menimba dari sumur, saat ke sekolah harus ngelem dulu sepatu, ingin minum es juga sulit, sebab harus dagang terlebih dahulu.
Baca Juga: 8 Fakta Menarik Dedi Mulyadi, Pernah Tidak Naik Kelas Hingga Larang Game Online
Bahkan pulang sekolah harus nyambit rumput hingga mencari kayu bakar. Namun hal itu tetap dijalani sebab kepedihan dalam hidup yang dialami.
"Ayah mah untung sabab ku alam dibere pelajaran (ayah itu beruntung, sebab diberi pelajaran oleh alam)," sambung Dedi Mulyadi.
"Aa mah rugi, ku alam teu dibere pelajaran, ku lantaran rugi, Aa ti ayeuna sanajan sagala aya anggap sagala teu aya (Aa itu rugi, sebab tidak diberi pelajaran oleh alam. Karena rugi, maka aa meski segala ada anggap itu semua tidak ada)," beber Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi memberikan pesan jika anaknya itu bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apapun.
Ia lantas memberikan beberapa amanat kepada sang anak dalam menjalani kehidupan.
"Kahiji sing nyaah ka inung bapa (pertama, harus sayang kepada ibu dan ayah), kadua sing nyaah ka jelema leutik (kedua, harus sayang kepada orang kecil)," pesan Dedi Mulyadi.
Sebab lanjut Dedi Mulyadi, kita tidak akan berarti apa-apa jika dalam kehidupan tidak ada mereka.
