Gus Baha Dijagokan Jadi Ketua Umum PBNU Gantikan Said Aqil Siradj Hingga Trending Twitter

- 8 Oktober 2021, 10:33 WIB
Gus Baha mendampingi Mbah Moen dan mendorong kursi rodanya
Gus Baha mendampingi Mbah Moen dan mendorong kursi rodanya /

Baca Juga: Bacaan Amalan dan Wirid yang Sering Dibaca Gus Baha dan Belum Banyak Diketahui

Di Al-Anwar inilah beliau terlihat sangat menonjol dalam ilmu syari’at seperti fikih, hadits dan tafsir.

Hal ini terbukti dari beberapa amanat prestisius keilmiahan yang diemban oleh beliau selama mondok di Al Anwar, seperti Rais Fathul Mu’in dan Ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar. Saat mondok di sana pula beliau mengkhatamkan hafalan Shahih Muslim lengkap dengan matan, rawi dan sanadnya.

Selain Shahih Muslim beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab gramatika Arab seperti ‘Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik.

Menurut sebuah riwayat, dari sekian banyak hafalan, beliau lah santri pertama Al Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di eranya.

Bahkan tiap-tiap musyawarah yang akan beliau ikuti akan serta merta ditolak oleh kawan-kawannya, sebab dianggap tidak berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu, keluasan wawasan dan banyaknya hafalan beliau.

Selain menonjol dengan keilmuannya, beliau juga sosok santri yang dekat dengan kiainya. Dalam berbagai kesempatan, beliau sering mendampingi gurunya Syaikhina Maimoen Zubair untuk berbagai keperluan.

Mulai dari sekadar berbincang santai, hingga urusan mencari ta’bir, menerima tamu-tamu ulama’-ulama’ besar yang berkunjung ke Al Anwar, dan dijuluki sebagai santri kesayangan Syaikhina Maimoen Zubair.

Pada suatu ketika beliau dipanggil untuk mencarikan ta’bir tentang suatu persoalan oleh Syaikhina, karena saking cepatnya ta’bir itu ditemukan tanpa membuka dahulu referensi kitab yang dimaksud, hingga Syaikhina pun terharu dan ngendikan “Iyo Ha’, koe pancen cerdas tenan.” (Iya Ha’, kamu memang benar-benar cerdas).

Selain itu Gus Baha’ juga kerap dijadikan contoh teladan oleh Syaikhina saat memberikan mawa’idzah di berbagai kesempatan tentang profil santri ideal. “Santri tenan iku yo koyo Baha’ iku,” (Santri yang sebenarnya itu ya seperti Baha’ itu) kurang lebih seperti itulah ngendikan Syaikhina yang riwayatnya sampai ke penulis.

Halaman:

Editor: Andriana

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah