Network
MANTRA SUKABUMI - Mungkin semua orang sudah tidak asing dengan sosok kang Dedi Mulyadi, ia adalah seorang Mantan Bupati Purwakarta yang sekarang menjabat menjadi Anggota DPR RI.
Kang Dedi Mulyadi adalah sosok orang yang selalu merakyat dan sering membantu orang orang yang sedang membutuhkannya
Salah satu kegiatan kang Dedi adalah selalu membuat sebuah konten video yang mencontohkan, Selalu bermasyarakat , Bersosialisasi dan juga peduli kepada orang disekitarnya.
Baca Juga: Survei SnapCart Membuktikan: Ini E-Commerce Terbaik Indonesia Tahun 2021
Video konten kang Dedi juga baru baru ini sempet viral karena ada mahasiswa yang bernama Yudha memperotes saat kang Dedi Mulyadi bersih bersih dipasar Purwakarta.
Dilansir oleh mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, pada tanggal 24 November 2021 , inilah biodata Dedi Mulyadi Mantan Bupati Purwakarta.
Dedi Mulyadi lahir di Kabupaten Subang, 11 April 1971 ia lahir dari keluarga sederhana, Anak ke 9 dari pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karaiti.
Dedi Mulyadi Memiliki istri bernama Anne Ratna Mustika dan juga mempunyai 3 orang anak di antaranya. Maulana Akbar Ahmad, Yudistira Manunggaling Rahmaning Hirup dan Hyang Sukma Ayu.
Masa kecil hingga remaja ia habiskan di kota kelahirannya. Ia menempuh pendidikan di SD Sukabakti, SMPN Kalijadi, dan SMA Negeri Purwadadi.
Untuk kuliah, ia memilih di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman, Purwakarta, Jawa Barat,la lulus kuliah pada usia 28 tahun.
Selama kuliah, Dedi juga aktif di berbagai organisasi kampus dan non-kampus. Ia menduduki posisi penting; Ketua HMI Cabang Purwakarta, Senat mahasiswa STH Purnawarman, Purwakarta, Wakil Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), yang kemudian berlanjut sebagai Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI).
Baca Juga: Pengemis Pura-pura Pincang Hilang Kesempatan Dibantu Dedi Mulyadi: Mungkin Pengen Terus Susah
Aktif di berbagai organisasi mengantarkan Dedi Mulyadi ke lembaga legislatif dan eksekutif.
Saat menjadi Bupati Purwakarta namanya makin populer karena program dan kebijakan-kebijakannya yang berbeda dengan bupati-bupati lainnya.
la menekankan cinta seni dan budaya lokal dengan menerapkan di lingkungan kerja dan sekolah, misalnya pembangunan taman seni, patung, hingga mengenakan pakaian adat sunda.
Dedi juga melarang guru memberikan pekerjaan rumah kepada murid-muridnya. Materi pelajaran akademis sebaiknya dituntaskan di sekolah, bukan dijadikan pekerjaan rumah atau tugas yang justru menjadi beban siswa setelah pulang sekolah.
Selain itu, ia juga terjun ke partai politik. Pada tahun 1998, ia dipercaya sebagai Wakil Sekretaris Partai Golkar Kabupaten Purwakarta. Kariernya di Partai Golkar kian melejit. Pada tahun 2001 ia menduduki kursi anggota DPRD Purwakarta dan menjadi ketua Golkar Purwakarta.***
