Diriwayatkan, setelah acara lamaran selesai, beliau menemui calon mertuanya dan mengutarakan sesuatu yang menjadi kenangan beliau hingga kini.
Beliau mengutarakan bahwa kehidupan beliau bukanlah model kehidupan yang glamor, bahkan sangat sederhana.
Beliau berusaha meyakinkan calon mertuanya untuk berpikir ulang atas rencana pernikahan tersebut.
Tentu maksud beliau agar mertuanya tidak kecewa di kemudian hari.
Mertuanya hanya tersenyum dan menyatakan 'klop' alias sami mawon kalih kulo.
Kesederhanaan beliau ini dibuktikan saat beliau berangkat ke pesantren Sidogiri untuk melangsungkan upacara akad nikah yang telah ditentukan waktunya.
Beliau berangkat sendiri ke Pasuruan dengan menumpang bus regular alias bus biasa kelas ekonomi.
Berangkat dari Pandangan menuju Surabaya, selanjutnya disambung bus kedua menuju Pasuruan.
Kesederhanaan beliau bukanlah sebuah kebetulan, namun merupakan hasil didikan ayahnya semenjak kecil.
KEAKHLAKANNYA