Beriringan dengan seorang perempuan tua yang tertatih berbusana ketinggalan zaman dan bau minyak angin.
Ia berjalan jauh di depan dan aku di belakang ditemani seorang suster.
Jujur, kadang sakit hati sekali diriku ini, tapi mengingat ketika pertama kali menggendongnya ketika melahirkannya semua sakit ini hilang seketika.
Dia anakku, anak kesayanganku jadi apapun aku cinta padamu anakku.
Karena kaulah yang menguatkan aku, membuatku mau bekerja keras seharian tak takut luka duka derita dan sakit.
Karena kehadiranmu lelahku terasa berarti, apalagi bila mendengar memanggilku.
Ibu mungkin sudah tua, badan sudah sekarat kerutan muka sudah banyak.
Perjalanan usiaku tidak lama lagi anakku, jika kamu bekerja sangat keras tidak perlu sampai memberikan istana yang mewah atau uang yang bertumpuk.
Gunakan dan simpan untukmu saja, Ibu hanya berharap kamu mau menyisihkan sedikit waktu untuk menemani masa-masa tua Ibu.
Bisa disamping Ibu berbincang dengan ibu itu sudah cukup bagi ibu.