Mengapa Rasio Kesembuhan Pasien Covid-19 Tinggi di Jawa Timur, Simak Faktanya

- 5 April 2020, 06:27 WIB
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur  dr Joni Wahyuhadi.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi. //Kominfo Jatim

MANTRA SUKABUMIPandemi covid-19 masih menunjukan tanda-tanda belum berakhir, bahkan bisa dipastikan telah menyebar merata ke hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Seperti dilaporkan Pikiran-Rakyat.com, Indonesia telah mencatat kasus positif corona hingga 2.092 pasien dengan 191 orang meninggal dunia dan 150 lainnya sembuh per Sabtu 4 April 2020.

Namun, dari sekian provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan rasio tingkat kesembuhan yang cukup tinggi dibandingkan wilayah lain di Pulau Jawa.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PortalJember.com, data jumlah pasien positif Covid-19 di Jatim mencatat 103 orang pasien positif corona dengan 22 orang di antaranya telah sembuh.

Baca Juga: Curug Cikurutug Sukabumi, Solusi Tempat Wisata Pasca Sosial Distancing & WFH Gegara Corona

Jika dipersentasekan, tingkat kesembuhannya mencapai 21,36 persen.

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi menyatakan bahwa angka ini merupakan hasil upaya pencegahan virus corona yang dilakukan bersama.

“Keberhasilan ini bukan hanya upaya dari tenaga medis di rumah sakit (RS) tapi juga masyarakat yang sadar dan bisa melakukan isolasi atau karantina mandiri di rumah, sehingga penyebaran bisa lebih dikendalikan," ujarnya pada Jumat, 3 April 2020.

Menurut Joni, sembuhnya pasien corona tergantung pada ketahanan/imunitas tubuh masing-masing.

"Memang benar bisa sembuh sendiri dari COVID-19, asal imunitas tubuhnya baik," jelas Dirut RSU dr. Soetomo tersebut.

Baca Juga: Curug Cikurutug Sukabumi, Solusi Tempat Wisata Pasca Sosial Distancing & WFH Gegara Corona

Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi penyakit penyerta yang diderita sebelumnya

Jika tidak ada penyakit seperti serangan jantung, kelainan paru-paru, diabetes, atau obesitas, makan kemungkinan sembuhnya lebih tinggi.

“Yang meninggal rata-rata karena ada penyakit penyerta. Sehingga, imunitas tubuhnya juga kurang bagus," jelasnya.

80 persen pasien positif corona mengalami kondisi yang tidak berat dan bisa diupayakan untuk sembuh.

Di sisi lain, enam hingga sembilan persen pasien membutuhkan perawatan intensif dari tenaga medis.

Sementara itu, sisanya dimasukkan ke dalam kategori pasien yang mortalitas atau kemungkinan kematiannya rendah.

Baca Juga: Protokol Peduli Covid-19, PBNU Himbau Masyarakat Sholat Tarawih di Rumah Masing-Masing

Namun, hal ini berarti orang-orang lansia atau lanjut usia tak mungkin dapat disembuhkan.

"Walaupun tua, masih bisa (sembuh) asal imunitasnya bagus. Memang manusia makin tua imunitas menurun. Tapi tidak semua orang tua imunitas jelek," lanjutnya.

Semua tergantung pada fungsi masing-masing organ pada tubuh pasien.

"Mulai B1, B2, B3, B4, B5, dan B6 nya baik, maka imunitas tidak dalam keadaan terganggu.

"Asal tidak sedang minum obat anti-cancer dan minum obat berlebihan, maka bisa melawan virus ini dengan baik," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa berjemur juga bisa menjadi cara untuk menyembuhkan pasien.

Baca Juga: Sabun atau Hand Sanitizer, yang Baik dipakai untuk Pencegahan COVID-19?

Hal ini disebabkan oleh vitamin D yang didapatkan tubuh dari sinar matahari sehingga mampu membangun imunitas.

“Untuk sinar ultraviolet di Indonesia memang harus lebih pagi sekitar pukul 10.00-11.00. Namun berjemur terlalu lama juga tidak baik," pungkasnya.*** (Edy Pranoto/Portal Jember)

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x