Aksi Rara Kembali Gagal Hentikan Hujan, Begini Sejarah Singkat Pawang Hujan di Indonesia

- 13 Juni 2022, 21:00 WIB
Sebelum ditemukan Eril, Rara Pawang Hujan sempat ramalkan meninggal.
Sebelum ditemukan Eril, Rara Pawang Hujan sempat ramalkan meninggal. /

 

MANTRA SUKABUMI - Sosok Rara si pawang hujan kembali panen hujatan dari warganet.

Kejadian bermula saat ritual Rara dan ternyata gagal hentikan turunnya hujan dalam sebuah acara konser musik di Bandung.

Rara hadir dalam acara konser Now Playing Festival 2022, yang merupakan sebuah konser musik yang digelar di Kota Cimahi, Jawa Barat.

Baca Juga: Bikin Nyesek! Inilah Detik-detik Nabila Ishma Bersimpuh Lemas di Depan Peti Jenazah Almarhum Eril

Konser musik tersebut berlangsung mulai tanggal 10 hingga 12 Juni 2022.

Pada acara tersebut, sosok pawang hujan yakni Rara dilibatkan dalam acara untuk membantu mengendalikan cuaca di lokasi acara.

Saat acara tersebut berlangsung, Mbak Rara tampak sedang mencoba melakukan ritualnya untuk menghentikan hujan yang mengguyur.

Beberapa kali Rara sang oawang hujan melakukan ritual tersebut, namun hujan terus mengguyur.

Sebelumnya aksi Rara malah menggemparkan dunia, saat terlibat dalam acara Moto GP di Mandalika Lombok beberapa waktu yang lalu.

Berikut sejarah pawang hujan di Indonesia, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Baca Juga: Tangis Haru Ridwan Kamil Usai Prosesi Pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz: Eril Didoakan dari Desa Sampai Palestina

Eksistensi pawang hujan ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Ritual yang dilakukan oleh pawang hujan tidak hanya bertujuan untuk mengontrol cuaca, tapi juga menjadi sarana untuk berhubungan dengan alam.

Ritual ini biasanya dilakukan oleh pemimpin suku, pemuka agama, atau tokoh spiritual di komunitas tersebut.

Ritual pawang hujan mempunyai cara dan fungsi yang berbeda-beda di tiap belahan dunia.

orang-orang zaman dahulu menggunakan tanaman-tanaman yang bersifat psikoaktif untuk melakukan ritual.

Hal ini bertujuan untuk berkomunikasi dengan para leluhur dan meminta apa yang mereka inginkan, termasuk meminta hujan.

Di Indonesia, ritual pawang hujan yang paling populer dari datang dari suku Jawa, dalam tradisi jawa, pawang hujan akan membacakan mantra-mantra yang tertulis di buku Primbon.

Mantra yang ada di buku Primbon dipercaya memiliki perjanjian khusus yang dibuat oleh leluhur suku Jawa dengan makhluk spiritual.

Baca Juga: Lantunan Doa dan Ayat Suci Alquran Sambut Jenazah Eril Saat Tiba di Cimaung

Mantra ini biasa digunakan dalam adat Jawa dan Betawi. Di daerah lain di Indonesia, nama, mantra, dan ritual yang digunakan unutuk mengontrol hujan akan berbeda.

Di Bali, pawang hujan disebut dengan Nerang Hujan, Sedangkan di Riau, pawang hujan dikenal dengan sebutan Bomoh.

Pawang hujan di Indonesia memiliki beberapa ritual yang harus dipenuhi 7 hari sebelum hari-H, salah satu ritual pawang hujan adalah tidak boleh tidur di tempat yang beratap.

Jika terjadi hujan, pawang hujan tetap harus berada di tempat yang tidak beratap dan tidak diperbolehkan untuk berteduh.

Tidak hanya itu, pawang hujan juga harus melakukan puasa selama 4 hari.

Selama berpuasa dan melakukan ritual lainnya, pawang hujan akan membacakan mantra setiap harinya.

Mereka juga mempunyai doa khusus dan harus mandi di tujuh mata air yang berbeda setelah matahari tenggelam.

Saat hari-H, pawang hujan harus bisa membaca pergerakan awan dengan jeli.

Jika awan bergerak pelan, maka pawang hujan dipercaya bisa memindahkan awan tersebut ke tempat lain.***

Editor: Nahrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah