Auto Berat! Pantas Kawal Jokowi ke Rusia dan Ukraina, Begini 3 Tahapan Seleksi Jadi Prajurit Kopassus

- 25 Juni 2022, 16:50 WIB
Ilustrasi HUT Kopassus ke-70 pada 16 April 2022./
Ilustrasi HUT Kopassus ke-70 pada 16 April 2022./ /Pexels.com/Kony Xyzx

MANTRA SUKABUMI - Prajurit Kopassus atau Komando pasukan khusus memiliki kemampuan diatas rata rata.

Tak heran jika pasukan Kopassus selalu diikut sertakan dalam sebuah operasi militer atau pengamanan pejabat negara.

Selain Paspampres, ada juga pasukan Kopassus diturut sertakan dalam mengamankan Jokowi saat mrngunjungi Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Kopassus Turut Amankan Jokowi Selama Kunjungan Ke Rusia dan Ukraina, Begini Sejarah Pasukan Anti Teror

Karena Rusia dan Ukraina saat ini sedang dilanda konflik, maka perjalanan kunjungan Jokowi perlu melibatkan pasukan khusus seperti Kopassus salah satunya.

Kunjungan Jokowi ini untuk menemui Presiden Zelensky dan Putin, di negaranya masing masing.

Berikut tahapan seleksi atau latihan prajurit Kopassus, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Pendidikan Komando dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Batujajar, Bandung, Jawa-Barat.

Seluruh siswa komando harus mengikuti 60 materi pelajaran yang sangat menantang dan berat.

Diantaranya teknik tempur, membaca peta, Pionir, patroli, survival, mendaki gunung serta pendaratan dengan kapal motor dan amphibi.

Prajurit Kopassus juga dilatih pertempuran jarak dekat, perang kota, teknik gerilya, selam militer dan juga anti-teror.

Pendidikan dan pelatihan Komando berlangsung selama kurang lebih tujuh bulan atau 28 minggu, yang dibagi menjadi tiga tahap.

Tahap pertama pelaksanaan pendidikan dilakukan selama 18 minggu.

tahap kedua semua peserta akan dilepas di hutan dan pegunungan masing-masing dua kali selama 6 minggu.

Serta tahap selanjutnya tahap ketiga diakhiri dengan 4 minggu tahap rawa laut.

Dengan fase sebagai berikut:

1. Tahap I Pelatihan Dasar atau Basis.

Selama 18 Minggu dengan poin kemampuan individu di Batujajar. Membentuk sikap dan kepribadian, mengisi keterampilan teknis, taktik Operasi Komando, Kemampuan individu dan dasar pertempuran perkotaan, Pengetahuan pendukung, manajerial lapangan, dan tes kemampuan individu.

2. Tahap II (Hutan dan Gunung).

Selama 6 Minggu dengan penekanan anti-pemberontakan, Perang Hutan, Praktek raid, menembak, navigasi darat, survival, penjejakan dan anti penjejakan di Situ Lembang.

Stabilisasi pengamatan hutan, kemampuan individu di dalam hutan dan Teknik dasar pertempuran, kemampuan hutan dalam hubungan kelompok, How To Fine The Figther (HTF) hutan, dan ketahanan patroli pengintaian jarak jauh (LRRP).

Di awali dengan pendakian serbu (panjat tebing) di kawasan tebing Citatah yang memiliki ketinggian 48 meter.

Lalu nantinya akan dilanjutkan perang hutan dan gerilya baik pemantapan individu maupun kerjasama tim di daerah Situ, Lembang.

Setelah itu dilanjutkan ke latihan survival di hutan. Di tahap ini para siswa komando tidak dibekali logistik dan senjata apapun selama 5 hari.

Para prajurit harus bertahan hidup melewati segala rintangan dan mara bahaya di hutan.

Siswa para komando juga dilatih pengamatan hutan. Menganalisa tiap pergerakan sebagai data yang dapat di analisis.

Hal Ini berguna untuk melatih kepekaan dan insting seorang siswa komando di hutan. Bukan hanya individu tetapi juga kerjasama tim antar prajurit juga dipertajam dalam latihan tersebut.

Tahap survival diakhiri dengan long march dengan rintangan dari Lembang ke Cilacap yang berjarak sekitar 500 km.

Mereka diperlengkapi dengan ransel yang berbobot sekitar 20 kg, ditambah logistik, senjata, helm dan sepatu boot.

Baca Juga: Sejarah Denjaka, Pasukan Khusus dan anti teror yang Akan Kawal Jokowi ke Ukraina dan Rusia

Mereka dikondisikan dalam skenario perang menuju ruang emas atau daerah target operasi yang harus direbut dalam waktu 10 hari.

3. Tahap III (Rawa dan Laut).

Selama 4 Minggu dengan taktik operasi Komando yang berat, taktik pertempuran laut di Cilacap dan Nusakambangan.

Pengamatan konservasi Rawa Laut, kemampuan patroli, pengetahuan medan rawa dan uji ketahanan terhadap interogasi.

Bagian yang paling berat adalah menyelusup ke daerah target operasi dengan berenang 1 kilometer dari Cilacap ke Nusakambangan.

Tahap pertempuran laut diakhiri dengan sesi serangan fajar yang meliputi pelolosan dan kamp tawanan.

Pada sesi tersebut para siswa komando harus lolos dari berbagai rintangan berat tanpa bekal dan peralatan.

Jika tertangkap mereka akan dimasukkan ke dalam kamp tawanan diskenariokan seperti perang sungguhan.

Para siswa komando diharuskan tiba di Save House "tempat dituju" sebelum jam 10 malam di pantai Permisan sebagai syarat lulus ujian.

Para siswa komando yang berhasil menyelesaikan pendidikan Komando selama 7 Bulan dengan baik akan dilantik saat upacara penutupan di pantai Permisan dengan memakai kualifikasi brevet komando dan baret komando yang telah di sandang.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah